Keluargaku Taman Surgaku



Keluargaku Taman Surgaku
Oleh : Hariyono Nur Kholis*

Semua akan paham sebagai manusia yang berfikir tentang arti keluarga, dimana keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang memiliki suatu tujuan yang jelas. Secara universal, keluarga terbentuk dari unsur bapa, ibu dan anak. Tujuan harapan yang ingin dicapai oleh mereka (keluarga) ditentukan oleh saling pemahaman dan pengertian, cara pandang, dan konsep yang diusung oleh setiap individu itu sendiri dalam dinamika keluarga tersebut. Kalau kita mengaca pada kaca mata, Islam sebagai  agama perfeck yang  telah memberikan petunjuk dan jalan yang lurus bagi penganutnya melalui kitap suci al-Qur’an dan al-Sunnah Nabi, bagaimana kita  membangun sebuah dasar keluarga, dan  pandangan  apa yang mesti dicapai oleh sebuah keluarga.
Tidak hanya merupakan tuntunan ajaran Islam, berkeluarga juga merupakan kebutuhan manusiawiyang wajib kita penuhi, sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan dan bahkan saling  ketergantungan antara individu dan sesama manusia lainnya.
Sengaja kami menulis judul artikel“Keluargaku Taman Syurgakudimana awalnya saya terinspirasi oleh sabda Rasulullah yang berbunyi “baiti jannati” Rumahku (Keluargaku) Surgaku. Walaupun kita ketahui dalam buku dan sejarah kehidupan rumah tangga dan kondisi rumah Rasulullah pada saat itu sangat sederhana, hanya berupa bilik kecil yang terletak tidak jauh disamping masjid yang beratap pelepah kurma, tidak layaknya rumah-rumah keluarga saat ini, yang mana dilengkapi dengan mebel atau perabotan mewah serta halaman yang luas. Namun betapa agung dan jernih batin dan rohaninya Rasulullah dalam merasakan kenikmatan udara taman surga yang beliau rasakan di dalamnya, karena keluarga Rasulullah dibangun atas dasar iman, ibadah (pengabdian) dan cinta kasih (mawaddah & rahmah)
Disadari atau tidak berkeluarga merupakan perintah Allah pada seluruh ummatnya. Di antara kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memilihkan pasangan hidup yang baik untuk  anaknya.
(#qßsÅ3Rr&ur 4yJ»tƒF{$# óOä3ZÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur ô`ÏB ö/ä.ÏŠ$t6Ïã öNà6ͬ!$tBÎ)ur 4 bÎ) (#qçRqä3tƒ uä!#ts)èù ãNÎgÏYøóムª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ª!$#ur ììźur ÒOŠÎ=tæ ÇÌËÈ  
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang sholeh (yang layak menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui. QS al-Nur(24) :32
Dalam sabdanya Kanjeng Nabi Muhmmad SAW juga menjelaskan perintah untuk berkeluaga. Karena berkeluarga adalah sunnnatullah dan bagian dari ibadah.

مَن تَزَوَّجَ فَقَدِ استَكمَلَ نِصْفَ الاِيــمَانِ فَليَــتَّـقِ اللهَ فِي نِصْفِ الآخَــرِ
Barang siapa yang menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh imannya, maka hendaklah ia memelihara diri pada setengah sisanya. (HR Ath-Thabrani.)
Salah satu tanda kebesaran Allah swt adalah menjadikan manusia berpasang-pasangan untuk meraih ketenangan dan ketenteraman 
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ  
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya, Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau istri dari jenis kamu sendiri supaya kamu tenang serta cenderung kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kuasa dan nikmat Allah.QS Ar-Ruum(30): 21.
Allah menciptakan sesuatu di dunia dengan berpasang-pasangan, begitupun dengan  manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan cara berpasangan (suami atau istri) hal ini agar memperoleh suatu rasa ketenangan hati (Sakina). Untuk memperoleh sakinah tersebut, Allah juga melengkapinya dengan rasa (mawaddah dan Rahmah), yang saling bergantungan satu sama lain, artinya apa ? sakinah hanya dapat diperoleh manakala terdapat mawaddah dan Rahmah, pernikahan tanpa mawaddah dan rahmah tidak akan diperoleh sakinah. Sehingga: begitupun sebaliknya. Apa itu sakninah dan apa itu mawaddah warahma kita refleksikan bareng, namun dalam hemat, dan sependek pengetahuan penulis mengartikan Sakinah Mawadda Warahmah adalah :

Sakinah

Sakinah bermakna rasa ketenangan yang digapai oleh manusia setelah galau dalam bahasa gaulnya saat ini atau “goncangan”. Quraisy Shihab Dalam buku “Secercah Cahaya Ilahi” menjelaskan bahwa sakinah terdiri dari huruf-huruf hijaiyah sin-kaf dan nun yang mengandung arti dan makna ketenangan atau lawan dari goncang dan gerak. Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata yang terdiri dari ketiga huruf tersebut, dengan makna yang hampir sama. Rumah dinamai Maskan, artinya tempat untuk memperoleh ketenangan setelah sebelumnya penghuninya bergerak/ bekerja, bahkan mungkin mengalami kegoncangan di luar rumah. Pisau yang berfungsi menyembelih binatang dinamakan sikkin, karena pisau adalah alat yang menyebabkan ketenangan bagi binatang setelah desembeli setelah sebelumnya meronta.
Hal ini sakinah dirasakan setelah sebelumnya terjadi situasi yang mengalau,baik karena banyak dinamika hidup yang mengancam jiwa atau sesuatu yang membuat pikiran kacau tanpa arah, atau setelah adanya gejolak yang menggoncangkan jiwa. Seperti cinta yang bergejolak dalam hati dan diliputi ketidakpastian, tentunya akan berakhir dengan sakinah atau ketenangan hati dan ketentraman jiwa sebagai buah dan kesejukan udara taman syurga pernikahan.
Benar atau tidak dalam kitap suci Alquran kata sakinah ditemukan sebanyak enam kali. Beberapa ayat tersebut sakinah dikaitkan atau  dirangkaikan dengan bala tentara Allah yang tidak terlihat, atau turunnya malaikat. Sakinah dikaitkan dengan “bala tentara Allah yang tidak terlihat” ini bermakna seseorang harus berani dan siapkan diri walau sendirian, karena ia merasakan adanya kehadiran bala tentara dari syurga tuhan, sehingga betapapun situasi mencekam atau mengancam, penerima sakinah akan selalu merasakan perlindungan Allah.
Sakinah tidak datang begitu saja, sakinah diturunkan Allah ke dalam kalbu dengan syarat tertentu. Taman Hati harus disiapkan dengan menanamkan kesabaran dan ketaqwaan. Sakinah datang setelah melalui beberapa fase, bermula dari mengosongkan kalbu dari segala sifat tercela, dengan jalan mengakui dosa-dosa  yang telah diperbuat, diikuti dengan permohonan ampun (istighfar) dan tobat. Kemudian “memutuskan hubungan ”dengan masa lalu yang kelam dengan penyesalan dan pengendalian diri. Selanjutnya disusul dengan “mujahadah” perjuangan yang serius melawan sifat-sifat jiwa yang tercela, dengan mengedepankan sifat-sifat terpuji, mengganti yang buruk dengan yang baik, seperti kekikiran dengan kedermawanan, kemalasan dengan kesungguhan, egoisme dengan pengorbanan, sambil selalu memohon bantuan Allah dengan doa dan dzikir.
Sakinah bukan sekedar terihat ketenangan lahir, yang tercermin dari kecerahan air muka (karena yang demikian bisa saja muncul  akibat keluguan, kebodohan, ketidak tahuan) tetapi, sakinah tampak pada kecerahan raut muka yang disertai dengan kelapangan dada, budi bahasa yang halus, tindakan yang tepat (tidak emosional)

Mawaddah dan Rahmah

Mawaddah menurut bahasa arab bermakna kelapangan dan kekosongan, maksudnya adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Sedangkan Rahmah berarti memberikan rasa kasih sayangkepada yang lemah atau kepada yang butuh.
Ada yang menafsirkan mawaddah sebagai mahabbah, yaitu ketertarikan terhadap lawan jenis karena penampilan yang menawan, baik fisik maupun non-fisik. Seseorang senang atau tertarik terhadap “penampilan fisik” lawan jenisnya yang memiliki pesona kecantikan/kemolekan atau ketampanan/kegagahan. Daya tarik seseorang juga bisa timbul dari penampilan non-fisik misalnya, keturunan, kekayaan, jabatan, gelar, orang yang sopan, dermawan, suka membantu, pandai, dll. Akan tetapi jika seseorang menyenangi pasangannya karena daya tarik penampilan, maka jika daya tarik penampilanya sudah hilang atau memudar maka akan timbul kebosanan terhadap pasangannya sehingga ada keinginan untuk meninggalkan pasangannya, bahkan timbul keinginan untuk mencari pasangan lain yang lebih “menarik”
Sedangkan Rahmah adalah menyukai tidak berdasarkan penampilan baik fisik maupun non fisik semata. Seorang ibu akan tetap menyayangi anaknya walaupun fisiknya jelek atau akhlaqnya buruk. Sifat Rahmah tampak pada suami yang tetap mencintai istrinya walaupun istrinya “nyebelin” atau sudah tidak menawan lagi. Istri yang memiliki sifat Rahmah akan selalu mencintai suaminya walaupun suaminya sudah tidak gagah lagi atau suaminya sengsara, sakit, lumpuh, dll. Dalam keadaan apapun (suka & duka) istri yang memiliki sifat Rahmah akan selalu merindukan dan melayani suaminya.

Memelihara dan mengembangkan Mawaddah dan Rahmah
Mawaddah akan selalu tumbuh jika tiap pasangan selalu menunjukkan penampilan yang menarik atau disukai pasangannya. Istri yang berusaha “dandan” mempercantik diri di hadapan suaminya, atau selalu menyajikan masakan lezat kesukaan suaminya, tentu akan menumbuhkan mawaddah dari suaminya. Sebaliknya suami yang selalu melindungi, berperilaku lembut, sering membantu dan menolong tentu akan menyuburkan mawaddah istrinya. 
Sedangkan Rahmah akan tumbuh manakala seseorang selalu dekat (taqarrub) dengan Allah, Kata (Rahmah) seakar dengan Rahman dan Rahim salah satu sifat Allah. Allah selalu menyayangi ummatNya baik yang beriman maupun yang kafir, Allah tetap memberi rizqi kepada seluruh manusia baik muslim maupun non-muslim, karena manusia sangat membutuhkan perlindungan Allah. Orang yang selalu beribadah (taqarrub) kepada Allah, insyaAllah akan “kecipratan” sifat Rahman Rahim Allah, sehingga akan selalu tumbuh sifat Rahmah terhadap pasangannya.

Peran & Fungsi Sakinah

1.    Benteng Penyelamat terhadap Gangguan
Saat Rasulullah Hijrah ke Madinah bersama Abubakar ra, keduanya dikejar oleh orang kafir untuk ditangkap dan dibunuh. Untuk menghindari pengejaran keduanya bersembunyi di gua Tsur, ahirnya pasukan pengejar tiba di depan gua, hanya beberapa langkah dari Rasulullah. Abubakar cemas dan gemetar karena khawatir Rasulullah akan tertangkap dan terbunuh oleh orang musyrik. selanjutnya Allah menurunkan ayat :
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ -٤٠-
Jika kamu tidak menolongnya, sesungguhnya Allah telah Menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada shahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah Menurunkan ketenangan (sakinah) kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia Menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  QS Attaubah(9):40

Rasul dan Abubakar ahirnya selamat dari pengejaran pasukan kafir karena Allah mengutus laba-laba dan burung membuat sarang di mulut gua, untuk mengelabui pengejar bahwa tak ada orang yang masuk gua tersebut. Ketenangan (sakinah) Rasulullah dan Abubakar tersebut  mampu melindungi dan menyelamatkan beliau.
Berikut ini ayat Alquran yang juga menjelaskan peran sakinah dalam membentengi dan melindungi Rasulullah dari hinaan kaum musyrikin
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah Menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang Mukmin, dan (Allah) Mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa (“Kalimat takwa” ialah kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah) dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.  QS Alfath(48): 26

2.    “Senjata” untuk melawan segala musuh dan serangan
* tAtRr'sù spuZŠÅ3¡¡9$# öNÍköŽn=tã öNßgt6»rOr&ur $[s÷Gsù $Y6ƒÌs% ÇÊÑÈ  
lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat. QS. AlFath(48): 18.
Rasulullah dan para sahabatNya mampu mengalahkan kaum musyrikin dengan “senjata” sakinah, misalnya ketika perang Badar,  300 orang muslim mampu mengalahkan 1000 orang musyrik . Begitupula dalam kehidupan berkeluarga, insya Allah sakinah akan mampu melawan segala gangguan dan godaan dalam rumahtangga.
3.    Meningkatkan Keimanan
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& spoYÅ3¡¡9$# Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrߊ#yŠ÷zÏ9 $YZ»yJƒÎ) yì¨B öNÍkÈ]»yJƒÎ) 3 ¬!ur ߊqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÍÈ  
Dia-lah yang telah Menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada,,,QS AlFath(48):4
Pasangan yang rumah tangganya sakinah tentu akan lebih khusu dan rajin beribadah, sehingga keimanannya akan meningkat. Indikator keluarga Sakinah adalah adanya peningkatan ibadah, amal sholeh dan keimanan.



Membangun Keluarga Sakinah

1.      Menikah karena Agama
 تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأرْبَعٍ لِماَلِهاَ وَلِنَسَبِهَا وَلِجَماَلِهَا وَلِدِيْنِهَا فَأظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara: Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Beruntunglah yang memilih karena Agama, niscaya dirimu akan selamat (HR Bukhori dan Muslim)

2.      Saling mengenal dan saling memahami
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (QS Alhujurat(49): 13)

Suami-istri adalah dua pribadi yang berbeda, selain berbeda kelamin dan usia keduanya juga berbeda latar belakang, adat, selera, kebiasaan, tabiat, sifat, dll. Walaupun sudah bertahun-tahun berpacaran, tidak akan ada orang yang bisa mengenal utuh seluruh sifat dan tabiat pasangannya. Bahkan seorang ibupun tidak akan pernah mengenal seluruh sifat dan tabiat anaknya yang diasuhnya sejak lahir. Untuk itu selama pernikahan akan ada proses saling mengenal (ta’aruf), ta’aruf adalah proses dua arah yang akan terus berlangsung sampai ahir hayat. Setelah menikah akan berangsur-angsur tampak kebaikan dan kejelekan masing-masing pasangannya yang belum dikenalnya ketika pacaran. Sifat yang dikenal tentu ada yang menyenangkan ada juga yang tidak disukai masing-masing pasangannya.
Dari proses ta’aruf tersebut seharusnya lahir tafahum (saling memahami).  Sifat dan tabi’at atau akhlaq yang baik akan menumbuhkan atau meningkatkan cinta kasih sehingga lahir proses saling menyayangi (tarohum). Setiap pasangan hendaknya saling menghormati (takarum) keunggulan dan kelebihan masing-masing pasangannya. Jika ada kekurangan dan kelemahan masing-masing pasangan hendaknya melahirkan sikap saling bantu, saling tolong dan saling melengkapi (ta’awun) kekurangan pasangannya. Jika ditemui sifat dan tabiat buruk dari pasangannya maka hendaklah muncul saling menasihati (tawashau). Tentu saja tidak semua perbedaan bisa dipadukan, masing-masing tetap memiliki jati diri, seperti minat, selera, hobby dll. yang tak mungkin diseragamkan, terhadap perbedaan tersebut harus ada toleransi (tasammuh)
“Bila anda mengharapkan pasangan yang sempurna dan bisa memenuhi segala keinginan dan kebutuhan anda, bersiaplah untuk hidup membujang selamanya”.
3.       Lemah Lembut, Saling Memaafkan, Musyawarah & Tawakkal.
Perbedaan punya potensi untuk melahirkan konflik. Perbedaan hendaknya dihadapi dengan kelembutan bukan dengan kemarahan dan kekerasan, malahan jika pasangannya berbeda maka sebaiknya dimaafkan (dimaklumi) dan dimintakan ampunan Allah serta bermusyawarah.  Maksudnya harus ada komunikasi timbal balik yang dibangun sehingga persoalan dan perbedaan yang muncul akan menjadi diskusi yang dinamis sekaligus mendapatkan solusi . Tidak ada solusi atau keputusan yang dapat memuaskan semua fihak, tetapi jika telah ada kesepakatan maka bertawakkalah.

4.      Saling menghiasi, saling melindungi & saling menutupi
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
... Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi mereka.. QS.Al-Baqarah(2): 187
Pasangan suami-istri dalam Alquran digambarkan sebagai pakaian, suami adalah pakaian untuk istrinya, dan istri sebagai pakaian bagi suaminya. Fungsi utama pakaian adalah sebagai perhiasan, pelindung dan penutup aurat.
Seorang suami atau istri yang berakhlaq baik, akan menjadi hiasan bagi pasangannya.  Jika salah satu diantara pasangan berbuat baik atau berperilaku menawan, maka pasangannya akan ikut memperoleh kebaikan. Begitu pula sebaliknya jika suami atau istri berbuat keburukan, maka pasangannya juga akan terbawa buruk.
Suami wajib melindungi istrinya dari berbagai gangguan,sehingga istrinya akan merasa aman dan nyaman. Begitu pula istri wajib menjaga kehormatan dan harta suaminya, sehingga sang suami akan merasa tentram dan tenang.
Selain itu tiap suami/istri wajib untuk menutupi aib dan kekurangan pasangannya.  Suami atau istri satu sama lain harus saling melengkapi, karena kekurangan yang dimiliki keduanya dan tidak menganggap diri sebagai manusia hebat. Keburukan dan kekurangan suami atau istri hanya diketahui oleh pasangannya masing-masing tidak sampai tampak oleh orang lain.
Taqwa adalah pakaian dan hiasan terbaik, karena “taqwa” merupakan hiasan terindah, yang dapat memuliakan pemakainya.Taqwa juga merupakan pelindung yang kokoh dan tangguh yang dapat menghalangi dari berbagai godaan dan gangguan syetan serta menghalangi dorongan untuk berbuat dosa,sehingga terbebas dari kemaksiatan dan kemunkaran.
“Fungsi utama pakaian adalah melindungi tubuh agar sehat, menutupi kekurangan agar tak terlihat orang lain dan memperindah penampilan agar tampil mempesona. Sudahkah pakaian kita berfungsi sebagaimana seharusnya?”.

5.      Kesetaraan atau kemitraan
Pria dan wanita tidak ada perbedaan dari asal kejadiannya,mereka diciptakan dari perpaduan antara sperma lelaki dan indung telur perempuan karena itu sederajat antar mereka dari sisi kemanusiaan. Pria dan wanita dipandang sama di sisi Allah, bahwa

6.      Memperoleh Rizki yang halal

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ-ص-مَنِ اكْتَسَبَ مَالاً مِنْ مَأْثَم فَوَصَلَ بِهِ رَحِمَهُ اَوْ تَصَدَّقَ بِهِ اَوْ أَنْفَقَهُ فِى سَبِيْلِ اللهِ جُمِعَ ذَالِكَ كُلُهُ جَمِيْعًا فَقُذِفَ بِهِ فِى جَهَنَّمَ )أَبُوْ دَاود(
Barang siapa yang memperoleh harta dengan cara/barang yang terlarang (dosa) lalu ia gunakan untuk menjalin silaturrahim atau bersedekah atau membelanjakan di jalan Allah maka semua itu akan dikumpulkan, kemudian dilemparkan ke dalam neraka jahannam
7.      Membiasakan dzikir :
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص نَوِّرُوْا مَنَازِلَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ)  البيهقى(
Terangi rumah-rumah kalian dengan shalat dan bacaan Alquran.  HR Albaihaqi
Shalat dan membaca Alquran merupakan bentuk dzikir atau mengingat Allah SWT yang akan mendatangkan ketenangan dan ketrentaman hati
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ -٢٨-
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. QS Al-Ra’du(13):28

8.       Menunaikan hak dan kewajiban
a)      Sebagai suami
·         Tanggung jawab rumah tangga tak hanya tanggung jawab suami, tapi tanggung jawab bersama suami-istri, tapi Islam telah menempatkan suami sebagai pimpinan tertinggi rumah tangga
ãA%y`Ìh9$# šcqãBº§qs% n?tã Ïä!$|¡ÏiY9$# $yJÎ/ Ÿ@žÒsù ª!$# óOßgŸÒ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ !$yJÎ/ur (#qà)xÿRr& ô`ÏB öNÎgÏ9ºuqøBr& , 
Laki-laki (suami) itu pemimpin (pelindung) bagi perempuan (istri),oleh karena itu Allah telah mengunggulkan pria atas wanita, dan karena pria telah menafkahkan sebagian hartanya. ( QS al-Nisa (4) : 34)
Suami bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan diri dan keluarganya, suami yang diharapkan Islam adalah suami yang senantiasa bersikap lemah lembut, terhadap istrinya tak mengeluarkan ucapan kasar, apalagi yang bertindak melukai perasaan dan fisik istrinya.

b.      Sebagai istri
Dunia adalah perhiasan, dan perempuan/istri yang shalihah adalah perhiasan terbaik,
الْدُّنيَا مَتَاعٌ وَخَيرُ مَتَاعِهَا المَـــرأَةُ الصَّالحَةُ
Kehidupan dunia adalah kenikmatan yang menyenangkan, dan yang paling  menyenangkan adalah perempuan/istri yang shalihah (HR Muslim dan At-Timidzi), Istri shalehah adalah istri yang taat kepada Allah dan suaminya serta menjaga dan memelihara hal-hal yang tidak patut dimunculkan demi ketentraman rumah tangga
4 àM»ysÎ=»¢Á9$$sù ìM»tGÏZ»s% ×M»sàÏÿ»ym É=øtóù=Ïj9 $yJÎ/ xáÏÿym ª!$# 4
Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepadaAllah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka). QS al-Nisa(4) : 34
c.       Sebagai Anak
sesudah berkeluarga kewajiban untuk hormat dan berbuat baik kepada kedua orangtua tidak berkurang, bahkan harus meningkat. Justru setelah berumahtangga dan memiliki anak, akan merasakan bagaimana sulitnya perjuangan menjadi orangtua.
* 4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ  
Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.(Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua dilarang, apalagi meng-ucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu).  (QS Al-Isro (17):23)
Hormat dan berbuat baik tehadap orangtua selain beribadah melaksanakan perintah Allah tapi juga sebagai balas budi atas segala pengorbanan mereka merawat, mendidik, membimbing anaknya. Sebesar apapun balas budi terhadap kebaikan orangtua tak akan mampu membayar pengorbanan mereka. Karena Rassulullah juga berpesan dalam sabda sucinya bahwa syurga itu ada dibawah telapak kaki ibu maka untuk menikmati indah dan udara sejuk angin syurga taatilah segala perintah ayah bunda kita.

 Hariyono Nur Kholis** Adalah Mahasiswa Sekaligus Aktivis Study Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Mantan Kaisar di Badan Eksekutif Mahasiswa, Univesitas Islam Negeri Yogyakarta.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keluargaku Taman Surgaku"