Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis
Dimuat di Majalah Sagang Edisi210. (https://issuu.com/majalah_sagang/docs/edisi210)
Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis
Sesudah Sepi
Sesudah sepi tampak ketidakmampuan
untuk berdiri disetiap tepian jalan kota ini
Yogyakarta, 2014
Langit Tenang
Selepas burung hinggap diberbagai reranting
sambil berbagi segala cerita
Juga selepas derita uap air dan angin
Yogyakarta, 2015
Jejak Tanah
Inilah catatanku dalam diam
Sebelum nasib menggaris lain
Trotoar sunyi oleh tamu yang aku jumpai
Dijadikan lahan antre
Wajah-wajah telah beruba dari uang recehan
Ke wajah uang blasteran.
Batu cadas pemahat sejarah
Rapu menjadi keping bara
Pada belantara yang tak sempat aku pikirkan
Pecahan-pecahan huruf berserakan dijalanan
dinding-dinding pembuat kebisuan.
Yogyakarta,2015
Suara Hujan
Suara hujan malam itu mengetarkan jantungku
Membiarkan aku meresapi kerisauan dipojok kamar
Sekali mengancam kilatnya lewat celah jendela
Mencoba menyeretku keluar dari sisa kantukku
Yang tak kunjung usai
Yogyakarta, 2015
Suara Tanya Pedalaman
Dimana ketenangan yang sesungguhnya
Pada jejak leluhur, atau pada sebongka gedung
yang garang
Mungkinkah di tepi kali, di lereng bukit
Merajut bersama akar ubi jalar.
Yogyakarta, 2015
0 Response to "Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis "
Post a Comment