Pahlawan Informasi Skenario Film



Skenario


-Pahlawan Informasi-

Fikar kisaran umur 20 tahun  seorang remaja aputra yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional tingkat Sekolah Menenga Atas dan semenjak kecil Ia berbeda dengan temen sekampungnya, dimana tidak begitu hidup bahagia dan kehidupan keluarganya serba sederhana. Tak jarang kesehariannya kedua orang tua sering terjadi pertengkaran yang mempersoalkan biaya hidup yang semakin hari semakin menderita. Walaupun Fikar dalam kesehariannya lebih banyak diselimuti kesedihan namun dalam jiwa terpancar cahaya keberanian dan cita-cita yang tinggi menjadi seorang yang bisa mengabdi pada negeri.
Hingga pada suatu hari dengan tekad yang tinggi Fikar memberanikan diri kabur dari rumah dengan bekal do’a dari Ibundanya.

Adri adalah sahabat akrabnya dari kelas Dua SMA, hidupnya sedikit ia terpenuhi dan keluarganya cukup mempunyai banyak penghasilan baik dari jadi dagan dan kuli bangunan,walaupun kakak sampai saat ini masih selalu diundur wisudanya lantaran tidak mempu membayar penuh perkuliahannya. Hingga akhirnya ia juga memetuskan untuk nekad pergi luar kota biar merasakan betapa arti dari sebuah hidup mandiri.

Fikar melangkahkan kakinya tanpa arah dan terus saja ia memburu mimpi agar bisa menginjakkan kaki dikota Istimewa yang banyak orang memujah keindahannya yaitu kota Jogja banyak orang menyebutnya, satu pulau dan 4 kota Fikar telah lampui. Sebaliknya Ardi hanya bisa derdiam diri 2 hari ini disebuah pojok terminal Bus dan berharap bertemu teman kenalan buat sekedar meminta uang buat beli makan.
Hingga akhirnya tuhan mempertemukan kembali dua sosok mata uang yaitu Fikar dan Adri diterminal yang pada awalnya tak pernah direncanakan.
Tidak sampai disitu perjuangan mereka, dengan keterampilan dan ide kreatif serta perjuangan pahit mereka, dari jadi tukang cuci motor, piring, dan jadi pemulung sedikit memberi berkah untuk melanjutkan perjalanan ke kota yang mereka Impikan dan dikota impian inilah cerita meraka semakin menarik.



BIONOMI DAN FISIONOMI

Nama      : Moh Fikar
Panggilan : Fikar
Karakter  : Penyendiri, Pemberani dan Komunikatif
Usia      : 20
Pekerjaan : Mahasiswa
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 165
Berat     : 45 Kg
Postur    : Sedang
Rambut    : Lurus
Mata      : Hitam jernih
Kulit     : Sawo Matang
Psikologi : Sensitif, Tegar, Pemberani, Pinta dan Bersahaja.


Nama      : Adri Wiranata
Panggilan : Adri
Karakter  : Pemberani, Ramah Tegas dan Komunikatif
Usia      : 20
Pekerjaan : Mahasiswa
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 160
Berat     : 45 Kg
Postur    : Sedang
Rambut    : Lurus
Mata      : Hitam jernih
Kulit     : Hitam
Psikologi : Sensitif, Tegar, Pemberani, berani pandai bergaul.
-------------------------------------------------------------



Nama      : Atika
Panggilan : Bu Atik
Karakter  : Pemberani, Ramah Tegas dan Cerewet
Usia      : 20
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 160
Berat     : 45 Kg
Postur    : Sedang
Rambut    : Lurus
Mata      : Hitam jernih
Kulit     : Agak Kecoklatan
Psikologi : Sensitif, Tegar, Pemberani, berani dan Suka Ngerumpi dan Penyayang.
-------------------------------------------------------------


Nama      : Ibrahim
Panggilan : Pak Ibrahim
Karakter  : Pemberani, Ramah Tegas dan Keras Kepala
Usia      : 20
Pekerjaan : Kepala Rumah Tangga
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 160
Berat     : 45 Kg
Postur    : Sedang
Rambut    : Lurus
Mata      : Hitam jernih
Kulit     : Agak Kecoklatan
Psikologi : Sensitif, Tegar, Pemberani, berani, keras kepala dan Penyayang.
-------------------------------------------------------------



PEMAIN PEMBANTU

Nama      : Prayoga
Panggilan : Pray
Karakter  : Pemberani, Kasar, Blater
Usia      : 20
Pekerjaan : Kepala Rumah Tangga
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 160
Berat     : 45 Kg
Postur    : Kekar
Rambut    : Ikal
Mata      : Hitam Pekat
Kulit     : Hitam
Psikologi : Sensitif, Tegar, Pemberani, berani, keras kepala

-------------------------------------------------------------
Nama      : Bramusty
Panggilan : Bram
Karakter  : Pemberani, Kasar, Blater
Usia      : 30
Pekerjaan : Pengangguran
Artis     :   
Scene     :
Tinggi    : 170
Berat     : 65 Kg
Postur    : Kekar
Rambut    : Ikal
Mata      : Hitam
Kulit     : Hitam
Penampilan: Bertato dan gelang rantai
Psikologi : Pemalas, Tegar,suka membuat keonaran Pemberani, keras kepala.




FADE IN :

01.  EXT. DI SEBUAH DESA DEKATNYA KOTA SUMENEP-PAGI
Cast : FIKAR

Suasana matahari terbit dari ufuk timur diantara pepohonan dan dedaunan yang indah. Masyarakat sekitar disibukkan dengan aktifitasnya masing-masing ada yang pergi kesawah ada yang mencuci pakai kesungai.
KAMERA subjektif pada sebuah matahari terbit dan riak air sungai dan pada sebuah rumah sederhana dan asri dan bernuansa corak adat rumah Madura. Dan disinilah Fikar menghabiskan hari-harinya bersama kedua orang tuanya.

02.  INT. RUMAH FIKAR
Suasana tidak jauh beda dengan biasanya Ibu Atik yang selalu mengeluh dan bertanya pada  Ayah Fikar Ibrahim terkait keinginan anaknya untuk kuliah keluar kota. Fikar hanya terdiam dalam kamarnya dan mendengarkan berbincangan orang tuanya diruang tamu. Dimana si Ayah masih bersi keras tidak mengisinkan Fikar untuk melanjutkan pendidikannya dengan alasan tidak punyak biaya. Fikar masih tegar dengan pendiriannya tetap berangkat keluar kota.

FIKAR (V.O)
Begitulah dalam tiga bulan ini kerjaan Ayah dan Ibuku Setiap kali berkumpul, hingga terkadang aku bosan dengan alasan Ayah yang tidak begitu masuk akal terkait dana kuliah. Dan jalan terakhir rasanya ingin cepet-cepet pergi dari rumahku sendiri dan mau belajar hidup mandiri.



FADE OUT :
FADE IN :


03.  INT. RUMAH FIKAR
Cast : IBU ATIKA, CAK IBROHIM, FIKAR
Fikar ingin rasanya bergambung dengan Ayah dan Ibunya diruang Tamu sambil mengintip dari balik pintu kamarnya dan ikut bermusyawarah.

IBU ATIK
Pak.. gimana dengan anak kita yang berencana kuliah?
PAK IBROHIM
Tidak bisa, sekali saya bilang tidak usah kuliah iya tidak usah kuliah.
IBU ATIK
Apa bapak tidak kasian sama si Fikar? Pak Mau Kemana Sampean?
PAK IBROHIM
Tidak perlu dikasihani, sudah cukup kita dari kecil! Saya mau ka Romana Alek!
IBU ATIK
Pak.. antos gellu (Tunggu dulu, Madura)
PAK IBROHIM
Urus anakmu aku tidak mau ikut-ikut.
Dengan wajah yang sangat kesal dan berjalan keluar agak kasar keburu hingga menabrak salah satu pot bunga. Sementara Ibu Atik menangis meratapi sikap Ayaknya yang keras kepala dan masa depan anaknya yang mulai pupus. Tanpa disadari Fikar ikut meneteskan air matanya melihat Ibunya menangis dan pelan-pelan Fikar menghampiri Ibunya di ruang tamu.
  FIKAR
  (Sambil menghapus air matanya fikar mendekati Ibunya)
   Ibu…! Sudahlah jangan menangis dan hapuslah air matamu biar        tidak semakin mendengelamkan harapan dan cita-citaku. Biar Fikar yang mengalah dan Fikar sudah paham semuanya dengan alasan Ayah.

IBU ATIK
Baiklah Fikar. Sssseetts tidak kamu jangan putus asa seperti itu kamu harus berangkat dan tetap menuntutu ilmu ke luar kota seperti temen-temenmu yang lain. Jangan hiraukan kata-kata ayahmu, ada ibu yang setia mendukung niat baikmu. Berdo’a ya nak supaya cita-citamu tetap tercapai.
FIKAR
Iya Bu, dan  Do’a restumu akan selalu menjadi bekalku yang abadi.

Dengan restu Ibunya Fikar semakin percaya diri dan yakin akan tetap pergi dan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi dengan bekal percaya diri dan ilmu amal bakti.

 CUT TO :

04 INT. DALAM BIS KOTA- SIANG
Cast : Adri dan FIGURAN

KAMERA subjektif pada sebuah Bis Kota yang baru masuk pintu gerbang terminal Surabaya pada seorang cowok yang telihat masih tertidur pulas dalam Bis dengan tas rancel dipeluknya tiba-tiba dikagetkan dengan suara kondektur dan klakson Bis.

     ADRI
(Kaget Dengan Mata Pucat)
Waduh udah nyampe mana ini, Pak,
KONDEKTUR
Terminal Surabaya Translit.
Ardi
Hemmz masih baru nyampe Surabaya…!
Adri dengan sedikit panik dan tergesa-gesa keluar dari Bis dan mencari kamar mandi buat cuci muka, dan terlihat ada terjatuh dari sakunya.
Adri
Sialan dompetku jatuh,
CUT TO :

05 INT/EXT. KAMAR FIKAR/ RUANG TAMU
Cast IBU ATIK, FIKAR

Fikar terlihat menyiapkan sesuatu dan menaruhnya kedalam tas dan mengambil beberapa kertas dalam rak lemarinya dan memandangi foto bersama keluarganya sesekali ia menangi.
Dan kemudian ia juga melipat sebagian baju kedalam tasnya juga. Diam-diam Ibunya melihatnya dari jauh dengan seberkas cahaya matanya yang masih sayu dan menghampirinya.

     IBU ATIK
Nak Fikar..?
Dengan membuka pintu yang awalnya hanya terbuka sedikit sembil menghampiri Fikar. Dan Fikar dengan cepat-cepat mengampus air mata agar Ibunya supaya tidak mengetahuinya.
     FIKAR
     Iya Ibu ada apa.?
IBU ATIK
Kanapa menangis lagi Nak..?
Cerita sama Ibu.?
Dipeluknya Fikar dalam dekapannya dengan penuh kasih sayang, dan tangisnya semakin jadi.
     FIKAR
     Fikar pamit dan Izin Do’a restunya Bu, Fikar Mau berangkat ke Jogja nanti malam.?
     IBU ATIK
     Apa.? Mau berangkat ke Jogja,
     Kamu yakin dengan pendirianmu? Dan udah kau pikirkan matang-matang hal itu.?
semakin erat dipeluknya dan deras air matanya yang mengalir dipipinya
     FIKAR
     Iya Ibu jauh-jauh hari sudah Fikar Fikirkan, dan Fikir tak butuh bantuan apa-apa dari Cukup Do’a Restu.
     IBU ATIK
     Jika itu sudah menjadi niat baikmu, Iya Ibu Merestui, tapi bagaimana dengan sikap Ayakmu Nak..?
     FIKAR
     Sudahlah Bu jangan fikirkan Ayah yang penting Fikar Bisa berangkat dan Fikar yakin Ayah esok akan sadar.




06 EXT. PERJALAN SUMENEP-SURABAYA- MALAM
Cast : FIKAR

Fikar menikmati jalanan kota dari balik jendela bis sawah-sawah yang luas memandangi rembulan diatas lautan, hamparan tambak udang, orang berjualan dan jembatan Suramadu yang berhiaskan lampu warni-warni serta anak pengamen jalanan berlarian. Yang nasibnya lebih beruntung darinya.

     FIKAR (V.O)
     Maafkan aku Ibu juga Ayak.., Jika anakmu ini hanya bisa menyusahkan hidupmu dan tidak mengerti arti sebuah balas budi dan menjadi anak yang tidak berbakti. Dan semoga dengan seperti ini Fikar bisa lebih mengerti arti hidup itu sendiri. Juga betapa susahnya sebuah pengorabanan untuk sekedar buat beli makan. Fikar tentunya selalu berharap kelak jika Fikar pulang Fikar membawah sejuta harapan dan kebahagiaan yang bisa aku haturkan. Dari jauh do’amu selalu aku rindu. Maaf jika anakmu ini selalu menjadi beban.. dan aku ingin Suramadu ini menjadi jembatan pengobat rindu dan esok kita akan ketemu.

FADE OUT :




FADE IN   :

07. EXT. TERMINAL- MALAM
Cast ADRI, FIGURAN
Adri Mondar mandir disebuah ruang tunggu terminal menyaksikan rutusan orang yang berlalu lalang. Dari yang kulit putih bahkan hitam gelap dari yang berlogat jawa hingga luar negeri.Adri kemudian melihat lembaran kertas dan beberapa lembaran koran diambil kemudian Ia baca,  didalamnya tertuliskan “Lowongan, Menerima karyawan yang siap kerja Almt Jl.008 Surabaya.” Radja sedikit kesal dan ketawa geli, capek jika mikir kayak gini apalagi mau mikir bangsa.
     ADRI
     Payah-payah hidup dikota orang.
Adri masuk kemudian pergi kesebuah teras mashalla, merapikan tasnya buat dijadikan bantal kemudian mengambil sebuah buku dibacanya sambil memandangi cahaya rembulan yang masih setia bersenar dalam kesendirian di atas awan.

     ADRI (V.O)
Tuhan ternyata hidup memang penuh perjuangan dan pengorbanan. Dan kesendirian bukan menjadi batas akhir melainkan permulaan menuju kebebasan yang lebih memahami arti hidup yang sejati. Tapi kalau kayak gini terus kapan jadinya diri ini mengabdi pada negeri.?

Dingin angin malam, kisah cerita indah dalam buku membuat ia terlelap.




08 EXT. MUSHALLAH-TENGAH MALAM

MONTEGA : Fikar berjalan sendiri diantara antrea bis antar kota dan Profensi, suara deru mesin terdengar dikanan kiri. Setiap orang melirik Fikar yang terlihat seperti orang kebingungan dan mahlum baru pertama kali pergi perjalan jauh. Terlihat wajahnya agak lusuh karena habis bangun tidur tadi didalam bis, ia terus berjalan mencari tempat untuk istirahat, dalam benaknya yang ada cepet-cepet menemukan Moshalla dan Alhamdullah ia menemukan mushallah. Kemudian ia mengeluarkan lipatan sarung dari dalam tasnya, dibukanya lipatan sarung itu untuk dijadikan alas tidur supaya dikedinginan. Tubuhnya ia sadarkan ke dekat dinding dengan mendekap tas. Sesekali ia menepuk nyamuk yang hinggap dipipinya.

CUTAWAY :

09 EXT. MUSHALLAH-TENGAH MALAM
Cast ADRI
MONTAGE : Dipojok lain Adri terlihat berjalan kesana-kemari tak tujuan pasti dengan wajah sedikit lelah, sesekali melihat kekeramain orang yang baru turun dari Bis. Sambil melirik pada body seksi dan gemulai kepak sayap kupu-kupu malam yang terbangan karena tempatnya ditebang oleh dinas setempat.
10. EXT. TERAS MUSHALLAH-
Cast : FIKAR, ADRI
Fikar masih asyik mengarungi samudera mimpinya, seorang abang becak mendekat ke Fikar dan khendak membangunkan tapi tidak berani. Dua menit kemudiaa dua orang remaja dengan gaya preman mendekatinya, mengintai sesuatu yang dibawah Fikar. Setelah tangannya diulurkan tiba-tiba dengan sigap Fikar terbangun.

FIKAR
Hetttt Tak Celuritt Leher Sampean.!

Fikar bangkit dengan gaya silat alah bapak sakera sambil mengacungkan celurit ditangannya. Fikar lalu menendangnya tepat pada perutnya si Pray hingga terjungkal. Kedua preman itu kemudia kabur. Adri mendekat setelah melihat ada keributan dan tercengang.

FIKAR
Patenang-Petenang (Madura)

ADRI
Bekna Fikar..? beremma..?

FIKAR
Bebe Iyee,. Alhamdulillah salamett

Fikar berjabat tangan dan memeluk penuh haru dan kebahagian sesema sahabat. Adri kemudia mengajak fikar duduk disalah satu warung kopi sambil berbincang dan bercerita kehidupanya satu sama lain.
     FIKAR
     (Bercanda Ria)
     Kamu ngapain ada disini..?
ADRI
(Temu Kangen)
Saya rencananya mau berangkat ke jogja dan dompet dicopet orang, jadi tidak ada ongkos. Kalau kamu.?
FIKAR
Iya hari ini saya mau berangkat ke Jogja dan merasa agak lelah istraht bentar. Ben pole uang takut gk cukup haha.

Mereka terasa bahagia dan sentosa bisa berjumpa saling berbagi cerita baik bahagia maupun duka.
     ADRI
     Nahh itu dia masalah yang paling penting…

Diantara hangat secangkir kopi ditenga dinginnya malam dan diiring suara musik jawa timuran Fikar Dan Adri semakin asyik ngobrol.

FADE OUT :
FADE IN   :

  



11. EXT RESTORAN-SIANG
     Cast : FIKAR & ADRI
Dengan semangat dan cita-cita yang berkobar demi mencapai tujuan singgahi kota istimewa Fikar dan Adri dari pagi mencari rezeki yang bisa menjadi duit, dari jadi tukang cuci piring diwarung-warung makan hingga sesekali membuat karya kreatif dari bahan daur ulang dan sampah-sampah plastic sebagian dijual seperti kayak bekas botol mineral,

FADE OUT :
FADE IN   :
12. EXT TAMAN KOTA –SIANG
Cast : FIKAR & ADRI
Fikar dan Adri Duduk di bangku taman menikmati keindahan suasana kota surabaya dibelakangnya terlihat patung Buaya dan Ikan Sura bergandengan disamping kanannya Fikat sedang asyik dan senang menghitung uang hasil kerja. Adri sesekali melamun sesok kekasih yang ditinggal pergi. Fikar diam-diam melipat koran dan melemparkan pada wajah Adri yang lagi ngelamun lalu tersentak kaget.
    
     Adri
     Hai Fikar gimana kita jadi berangkat ke Jogja..?

Fikar
Iya ayuk jadi, dan Isyaallah uang kita sudah cukup buat untuk ongkos Bis dan beli minum.

CUT TO :
13. EXT PEMBERHENTIAN BIS- MALAM
Cast : FIKAR : ADRI
Suasana tamaran lampu kota tampak indah dan gedung-gedung bertingkat yang menjulang kelangit, dan pohon-pohon yang tertata rapi. Para lonte-lonte telihat kesepian ngangkring ditroatoar jalan. Fikar dan Adri saling bergantian membawah tas bawaannya. Kemudian beberapa menit kemudian Terlihat Bis yang tertulis dikaca depannya “BIS ANTAR PROFENSI SURABAYA-JOGJA” berhenti tepat didepannya. Dan kondektur membuka pintu bis itu. Meraka berdua naik.

     FIKAR-ADRI
     (Merasa Senang dan Bahagia)
     Wellcome To Jogja..?
Suara klakson mobil saling bersautan dan “Solo-Jogja-Solo-Jogja” Kondektur mengajak penumpang dari pintu jendela mobil.

     ADRI
     (Besyukur)
     Terima kasih Fikar kau memang sahabat terbaikku dan bahkan kamu anggap seperti adik kandungku sendiri.
     FIKAR
     Sama-sama Adri begitupun sebaliknya.

     ADRI
     Kita ketika sampai disana kita janji untuk selalu bersama.
     FIKAR
     Baiklah Adri.

Fikar teringat kembali pada tangis ibunya dirumah dan sesekali merintih menangis dan meneteskan air mata sepanjang perjalanan.
     ADRI
     (Membujuk)
     Jangan bersedih Fikar yakinlah orang kita akan selalu baik-baik dan kita do’akan saja semoga beliau selalu bahagia


KAMERA : Subjektif pada suasana sekitar luar bis dan pusat-pusat kota sealah bis terus melaju hingga sampai pula pada kota tujuan mereka.





14. EXT. JEMBATAN LAYANG JANTI- PAGI
Cast : FIKAR dan ADRI
    
     Mereka berjalan menyusuri jalan yang indah dikota yang istimewa, wajah agak kusut namun masih terhiasi sebuah senyuman kebahagian. Terkadang ia menangis terharu dan tidak menyangka akan menginjakkan kaki dikota pendidikan kaya akan budaya. Selendang Ibunya Fikar terlihat bergantung dilehernya Fikar.

CUT TO :
FADE IN :

15. EXT. TUGU JOGJA DARI KEJAUHAN- PAGI
Cast : FIKAR & ADRI FIGURAN

FIKAR & ADRI melakukan aktifatas sehariannya menjadi sebuah takmir masjid dan pagi buta ia pergi menjadi sebagai sosok “Pahlwan Informasi” dengan mejajakan koran dipenggir-pinggir jalan dan perempatan. Di temani onthel buntutnya. Mereka menyusuri matahari dan jalan aspal antrean mobil. KAMERA : Stand subjek berjalan mejajakan koran diperempatan jalan serangkain pengendara membelinya. Dan sesekali ada orang yang mencoba mengusirnya.
    

     (SFX ANDONG LEWAT DAN GUNUNG MERAPI)
     (SFX BERITA DIHALAMAN KORAN SOSOK INPIRASI PAHLAWAN INFORMASI) Tertulis Kalimat :

Dari sosok Fikar dan Adri sebagai pahlawan informasi dapat kita pelajari betapa berharganya hidup mandiri di rantau. Jauh dari kasih sayang orang tua. Dan berbagai cobaan dan rintangan harus mereka hadapi. Tetapi pastilah dibalik semua itu ada sesuatu yang berarti. Yang penting kita tidak pernah putus asah dan mudah menyera.

FADE OUT :


THE END

Subscribe to receive free email updates: