Puisi-puisi : Hariyono Nur Kholis*
#Temui Aku
Pada embun pagi yang menetes
Alir keringat menghangati area persawahan
Percakapan mesra dengan alam
Temui aku
Dilapis-lapis wajah hutan
Dari irama angin yang kian kacau
Pada nyanyian cuaca parau
Temui aku
Diantara gerimis yang selalu dirindu
Yogyakarta, 2014
Pengkritik Tuhan
Salahkah jika hamba mencoba
Mengkritikmu tuhan
Lewat suara lenting pengemis jalanan
Pemilik cahaya fajar ditong-tong sampah yang
Berserakan dari makanan lezat yang menyumbat tenggorokan
Wal-asri
Yang kian renta ini izinkan aku kembali memetik
Biji cahaya sebagai benih yang akan ditanam dalam dada.
Yogyakarta, 2014
Kunang-Kunang
Aku antar kau ke depan gerbang
Sebelum adzan shubuh datang
Dari gigil tubuhmu yang gemulai
Dalam gelap malam.
Yogykarta, 2014
Belenggu
Hilang ruang, waktu
Dipenuhi ketidak pastian
Teriakan ditutupi dalam lubang
Gerak dibatasi jaring-jaring.
Yogykarta, 2014
Sumenep
Disinilah tempat bertedu para empu
Jejak anak yang ditinggal ibu
Demi memahami luasnya laut biru
Palungnya menyimpan sejarah zaman dulu
Dari tamu-tamu yang enggan untuk berlalu
Dan mengibarkan kembali layar perahu.
Tanah mutiara
Dibawah sinar purnama
Madura, 2014
Pada embun pagi yang menetes
Alir keringat menghangati area persawahan
Percakapan mesra dengan alam
Temui aku
Dilapis-lapis wajah hutan
Dari irama angin yang kian kacau
Pada nyanyian cuaca parau
Temui aku
Diantara gerimis yang selalu dirindu
Yogyakarta, 2014
Pengkritik Tuhan
Salahkah jika hamba mencoba
Mengkritikmu tuhan
Lewat suara lenting pengemis jalanan
Pemilik cahaya fajar ditong-tong sampah yang
Berserakan dari makanan lezat yang menyumbat tenggorokan
Wal-asri
Yang kian renta ini izinkan aku kembali memetik
Biji cahaya sebagai benih yang akan ditanam dalam dada.
Yogyakarta, 2014
Kunang-Kunang
Aku antar kau ke depan gerbang
Sebelum adzan shubuh datang
Dari gigil tubuhmu yang gemulai
Dalam gelap malam.
Yogykarta, 2014
Belenggu
Hilang ruang, waktu
Dipenuhi ketidak pastian
Teriakan ditutupi dalam lubang
Gerak dibatasi jaring-jaring.
Yogykarta, 2014
Sumenep
Disinilah tempat bertedu para empu
Jejak anak yang ditinggal ibu
Demi memahami luasnya laut biru
Palungnya menyimpan sejarah zaman dulu
Dari tamu-tamu yang enggan untuk berlalu
Dan mengibarkan kembali layar perahu.
Tanah mutiara
Dibawah sinar purnama
Madura, 2014
0 Response to "Puisi-puisi : Hariyono Nur Kholis*"
Post a Comment