Sape Sono’ Karya Hariyono Nur Kholis
Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis*
(Dimuat Koran Harian Suara Karya 18 April 2015)
Perempuan
Beralis Perahu
Mengajakku berlayar bersama
waktu dihiasi kibaran layar rindu
Mengarungi semudera
melintasi beribu pulau, singgahi pelabuhan
Tak bernama.
Menari diatas gelombang
tatapnya menyelam kedasar kalbunya adalah
Hakikat rindu, tempat aku melarung
sendu dari musim yang tak tentu
Yogykarta, 2015
Senja
Perpisahan penuh makna
Terbentang berjuta harapan
Luas ladang hijau penuh
pengembaraan
Tempat menada embun
Persiapan-persiapan mendekat
pada perebuhan waktu
Menata hidup agar tidak rapu
Yogyakarta, 2013
Dalam
Detak Nadiku
Dalam detak nadiku yang gadu aku merindu
aroma zaman yang syahdu
Dalam detak nadiku yang kehilangan tepi
aku
ingin menjemputmu kembali
untuk sekedar berorasi pada negeriku
yang
semakin sesak oleh pengais nasi dan janji basi
Yogykarta,
2014
Menyibak
Gemuruh
Menyibak
gemuruh agar segala angan dapat kita buruh
dan
hidup tidak hanya ditandai dengan pergantian matahari
malam
dan perhiasannya.
Dimana
dalam tatap mata nanti mati akan ditentukan
matahari
akan terhenti, bahkan dinding rohmu akan
rentak
tak menyisahkan kisah.
Yogyakarta,
2015
Sape
Sono’
Berjalan pelan laksana umur
nikah yang masih muda
Meliuk-liuk langkah gemulai
yang diirngin musik saronen
Sambil menyusuri asap aroma
dupa yang dihiasi mantra-mantra
Agar langka seirima mencapai
tangga gapura
Lirik matanya dan lenggok
tubuhnya tak kalah dari
tari dan suara lengking para
sinden, yang nafasnya
menyesuaikan dengan irama
yang didendangkan
suara campuk seperti petir
yang mengalirkan gerimis dari langit
mendentingkan kalung yang
melekat ditubuhnya
yang semakin membuat cantik
rupawan laksana lekuk tubuh perawan.
0 Response to "Sape Sono’ Karya Hariyono Nur Kholis"
Post a Comment