Hilangnya Nilai Hamblum Minal Alam
Hilangnya Nilai Hamblum Minal Alam
Oleh : Hariyono Nur Kholis**
Penghijauan lingkungan di wilayah Indonesia
haruslah kembali diupayakan dan digalakkan kembali. Bukankah sesungguhnya hal
ini sudah menjadi kewajiban setiap individu manusia pada umumnya? Disadari atau
tidak pdalam pundak manusia terpikul sebuah amanah, dan tanggung jawab untuk melestarikan bumi. Dan desebagai dasar
perintah suci dari yang maha kuasa manusia
sebagai khalifah fil-ardhi, memiliki bertanggung jawab yang besar memakmurkan
bumi atau menjadi pelaksana penghijauan lingkungan.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alqur’an, berbunyi; “dan dialah yang menjadikan kalian dibumi, dan menjdikan kalian semua penduduknya kepadanya (untuk memakmurkannya”) (Qs. AL-Hud :61).
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alqur’an, berbunyi; “dan dialah yang menjadikan kalian dibumi, dan menjdikan kalian semua penduduknya kepadanya (untuk memakmurkannya”) (Qs. AL-Hud :61).
Adapun penggunaan dan perbaikan kulit bumi lewat
penghijauan adalah termasuk kegiatan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini pun
sesuai dengan sabda Nabi Muhammad
Rasulullah SAW, yang artiya; ”Tidaklah seorang pun menanam pohon
tanaman, kecuali Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah
(manfaat) yang dihasilkan oleh tanaman itu”. (HR. Ahmad).
Kita telah mengamati sendiri pada tahun-tahun
sebelumnya tingkat pembangunan khususnya di dalam negeri makin marak dan
berkembang pesat diberbagai tempat dan wilayah seluruh bagian Indonesia. Sehingga membuat saya heran ketika pembangunan makin banyak, tinggkat kemiskin
juga banyak berjalan seiring dengan pesatnya pemabngunan. Diamana kita ketahuai
sendiri jalan penuh dengan polusi udara,dan sengat jarang sekali terlihat
pepohonan.Sungguh ekploitasi alam semakin mengecam kehidupan yang begitu nyata.
Tidak heran lagi bila Suatu saat nanti akan mengalami bebagai peristiwa bencana alam seperti banjir,longsor,tsunami,gempa bahkan angin puting beliung, semua itu adalah efeck dari perbuatan manusia yang tidak memiliki tangung jawab dalam melestarikan ekosistem sehingga korbanya nantinya adalah berdampak pada global dan kesehatan manusia itu senderi. Disadari atau tidak kita tahu, manusia selalu tenggelam dalam kenikmatan dan kepuasan semata tampa mementingkan kebutuhan orang lain.
Tidak heran lagi bila Suatu saat nanti akan mengalami bebagai peristiwa bencana alam seperti banjir,longsor,tsunami,gempa bahkan angin puting beliung, semua itu adalah efeck dari perbuatan manusia yang tidak memiliki tangung jawab dalam melestarikan ekosistem sehingga korbanya nantinya adalah berdampak pada global dan kesehatan manusia itu senderi. Disadari atau tidak kita tahu, manusia selalu tenggelam dalam kenikmatan dan kepuasan semata tampa mementingkan kebutuhan orang lain.
Sekali lagi disini saya katakan factor
utamanya adalah kurangnya rasa
kesadaran dan tanggung jawab manusia dalam memelihara dan melestarikan
lingkunga alam. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian yang mendasar bagi
kita khususnya dan lebih-lebih pada pemerintah yang memiliki wewenang penuh
dalam menata kembali sistem yang baik untuk wilayah indonesia dari berbagai problem
yang mengakibatkan rusaknya lingkungan. Disamping menyadarkan diri pada
masyarakat agar membangun budaya yang memiliki wawasan lingkungan yang sehat.
Bila di kata, memang benar pembangunan dilakukakan. Tiada lain dengan tujuan untuk kehidupan
bersama yang lebih baik, namun realitasnya yang ada tak seperti apa yang kita rasakan dan butuhkan.
Bahkan bertimbal balik,yang mana
pada dasarnya tujuan adanya pembangunan adalah untuk memperoleh hasil uang
banyak dari pembayaran pajak-pajak. Namun ironisnya hasil dari pajak-pajak itu
sendriri tidak mencukupi dalam memperbaiki kembali kerusakan alam dan banyak
lagi kasus-kasus hal seperti itu. Seperti banyaknya jalan raya yang rusak, generasi bangsa yang berhenti,
bahkan tidak pernah merasakan sekolah, dan banyaknya rumah ibadah yang tidak
layak.
Dalam konteks ini, tidaklah ada salahnya jika
gerakan ramah lingkungan pun bisa kembali digalakkan melalui pemerintah daerah
(pemda) kepada masyarakat secara menyeluruh. Sebab, dalam rangka menjaga dan
memelihara kelestarian lingkungan hidup, sangatlah perlu adanya kerja sama yang
baik antara Pemerintah dengan masyarakat sendiri.
Berbagai bencana alam yang sering melanda sebagian
wilayah di negara kita pada dasarnya merupakan akibat kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan.
Masalah lingkungan, seperti bencana banjir,
bencana kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, masalah sampah, dan
meningkatnya kadar polusi udara merupakan masalah lingkungan yang bukan
tergolong sepele. Betapa tidak? Sebab, dengan tidak terselesaikannya masalah
itu atau berlarut-larutnya dalam mengantisipasi masalah lingkungan maka dampak
besarnya akan menghancurkan potensi-potensi, pemenuhan generasi mendatang.
Pembangunan di berbagai daerah di Indonesia
hendaklah bisa memperhatikan ekosistem di sekitarnya. Janganlah, eksistensi
lingkungan dikesampingkan atas dasar penataan kota yang baik dan indah dimata
dunia tanpa menghiraukan kelestarian dan kenyamanan lingkungan sekitarnya.
Menyikapi hal ini, sebagai rakyat Indonesia dan
anggota masyarakat yang cinta lingkungan, paling tidak kita secara moral
(etika) bisa ikut berpartisipasi pada setiap program yang berkait dengan
kelestarian lingkungan hidup yang direncanakan oleh pemerintah.
**Penulis Adalah Mahasiswa Jurusan
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, sekaligus menjadi pengurus Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012-2015.
0 Response to "Hilangnya Nilai Hamblum Minal Alam"
Post a Comment