SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN AL-IN’AM


Lembaga Al-In’am yang pada awalnya berdomisili di Desa Panagan Kecamatan Gapura, secara hitungan tahun didirikan pada tahun 1976 oleh Kyai Kharismatik yaitu KH. Mas’ud Qasim yang di dampingi oleh Mazzari Sahlan (almarhum), Bapak Marguno dan Bapak Abd. Razaq. Pada awalnya lembaga ini tidak memiliki kelas-kelas secara khusus atau ruangan tempat belajar bagi siswanya. Sehingga siswa yang sekolah hanya di tempatkan di serambi-serambi rumah. Dan dua tahun kemudian lembaga ini baru memiliki sarana belajar yang sangat sederhana. Yaitu sebuah gedung permanen yang di jadikan empat (4) ruang (kelas) dan di tambah dengan sambungan non permanen yang terbuat dari bahan bambu beratapkan rakitan janur (madura : danggidang). Jadi walaupun secara fisik memprihatinkan, akan tetapi lembaga ini sudah mempunyai banyak siswa yang sekaligus terdaftar di Departemen Agama. Dengan demikian sejak berdirinya, Al-In’am telah resmi menjadi lembaga pendidikan formal dengan setatus terdaftar.
Adapun sistem pengajaran yang di terapkan pada masa-masa berdirinya adalah memakai bentuk yang sangat sederhana juga. Yaitu lebih banyak berkisar pada pengkajian kitab-kitab klasik ketimbang ilmu-ilmu umum. Hal ini di lakukan dalam rangka memberikan pengetahuan agama secara lebih banyak pada masyarakat, karena kondisi masyarakat pada saat itu masih tenggelam dalam kebodohan (terutama pengetahuan dalam masalah agama). Dan hal itu juga yang menjadi latar belakang didirikannya Al-in’am secara umum. Dengan berdirinya Al-in’am ternyata kesadaran masyarakat untuk memperoleh pengetahuan-terutama bagi anak-anaknya, semakin hari semakin tumbuh. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak-anak yang di sekolahkan di Al-in’am pada saat itu. Sehingga pada tahun 1981 Al-in’am telah mampu mengeluarkan (meluluskan) angkatan pertamanya. Dengan demikian sejak tahun itu pulah Al-in’am telah lengkap mempunyai kelas-kelas, dari kelas satu sampai kelas enam.
Akan tetapi keberadaan Al-in’am di Desa Panagan hanya bisa brjalan selama enam tahun. Sebab, pada tahun 1982 Al-in’am pindah lokasi. Yaitu dari desa Panagan ke Desa Banjar Timur (kira-kira 200 meter ke barat daya dari tempat Al-in’am semula, desa Panagan). Sehingga sampai di Banjar timur, Al-in’am total tidak memiliki fasilitas belajar (terutama gedung) sama sekali. Siswa yang sekolah yang di tampung di serambi-serambi rumah dan musholla K. Rufi’ (Alm.). Terutama rumah yang di tempati adalah kediaman KH. Mas’ud sendiri. Jadi keberadaan Al-in’am di Desa Banjar timur tidsak jauh berbeda dengan masa-masa awal berdirinya di Desa Panagan. Akan tetapi ke pindahan tersebut tidak mengurangi semangat para siswa dan guru untuk tetap melangsungkan proses belajar dan mengajar. Bahkan sebaliknya, setelah Al-in’am pindak ke Banjar timur jumlah siswanya semakin hari semakin bertambah.
Dan pada tahun 1983 Al-in’am Banjar timur mulai mendirikan bangunan lagi yang pertamanya hanya bisa tiga ruang (kelas). Namun karena di lihat masih belum cukup memadai untuk menampung pesertadidik yang berjumlah sekitar seratus orang, maka pada tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1985 Al-in’am membangun gedung lagi yang terdiri dari empat ruang. Dengan demikian, sejak saat itu Al-in’am lengkap mempunyai sarana gedung belajar permanen yang representatif, yaitu tujuh ruang kelas.
Ternyata komitmen Al-in’am untuk terus maju dan berkembang semakin hari semakin nampak. Terbukti, yang dulunya hanya mengelolah lembaga Madrasah  Ibtidaiyah (MI), pada tahun 1989 Al-in’am berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Yang merupakan jenjang pendidikan yang lebih tinggi satu tingkat di atas Madrasah Ibtidaiyah (MI). Di awal berdirinya lembaga tersebut hanya memiliki siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan Kepala Sekolahnya adalah Moh. Asnan yang di bantu oleh beberapa orang guru. Berdirinya lembaga MTs pada saat itu, sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Yayasan Al-in’am.
Tidak hanya sebatas itu dalam perkembangannya dari tahun ke tahun. Lembaga Al-in’am yang memang sejak dulu di kelola oleh orang-orang yang mempunyai semangat tinggi dan berjiwa besar, sampai saat ini Al-in’am telah banyak memberikan perubahan-perubahan positif kepada masyarakat.                                 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN AL-IN’AM"