Biografi Imam Malik
Oleh : Hariyono Nur Kholis
A.
Sejarah Singkat
Biografi Imam Malik
Imam Malik atau dikenal dengan Malik Ibn Anas bin Malik bin Amr al-Ashbuhi
bin amru bin harits, panggilan singkatnya Malik Bin Anas( sedangkan Asma
lengkap beliau “Malik bin Anas bin Malik bin Amr,al-Imam,Abu’ Abd Allah
al-Humyari al-Asbahi al-Madani), beliau dikenal sebagai pakar ilmu fikih
dan Al-Hadits sekaligus pencetus Mazhab Maliki.
Imam malik dilahirkan di kota Madina (al- Munawwarah). tempat
persemayaman terakhir baginda kanjeng Nabi Muhammad Saw. Mengenai tentang
tentang tanggal,bulan dan tahun kelahirnya terdapat banyak perpedaan riwayat.
Guruku pernah menjelaskan yang diperoleh dari kitap Thabaqat Fugaha karangan
al-Yafii bahwa imam Malik dilahirkan pada 94 Hijriyah.
Akan tetapi Ibn khalikan dan yang lain berpendapat bahwa Imam Malik
dilahirkan Pada Tahu 95 Hijriyah, akan tetapi yang paling shohi meriwayatkan
kelahiran Imam malik adalah Imam Yahya yang menetapakan bahwa imam Malik dilahirakan
pada tahun 93 Hijriyah,dimana bertepatan dengan meninggalnya sahabat yang mulia
anas bin malik.dimana saat itu Ibundanya
mengandung selamah tiga tahun.Nasab beliau:1.Al Ashbuhi; adalah nisbah yang di
tujukan kepada dzi ashbuh, dari Humair 2.Al Madani; nisbah kepada Madinah,
negri tempat beliau tinggal.
B.
Sifat-Sifat
Imam Malik:
Beliau adalah sosok yang tinggi besar, bermata biru, botak, berjenggot
lebat, rambut dan jenggotnya putih, tidak memakai semir rambut, dan beliau
menipiskan kumisnya. Beliau senang mengenakan pakaian bersih, tipis dan putih,
sebagaimana beliaupun sering bergonta ganti pakaian. Memakai serban, dan
meletakkan bagian sorban yang berlebih di bawah dagunya.
C.
Aktifitas
Beliau Dalam Menimba Ilmu
Imam Malik tumbuh ditengah-tengah ilmu pengetahuan, hidup dilingkungan
keluarga yang mencintai ilmu, dikota Darul Hijrah, sumber mata air As Sunah dan
kota rujukan para alim ulama. Di usia yang masih sangat belia, beliau telah
menghapal Al Qur`an, menghapal Sunah Rasulullah, menghadiri majlis para ulama
dan berguru kepada salah seorang ulama besar pada masanya yaitu Abdurrahman Bin
Hurmuz.
Kakek dan ayahnya adalah ulama hadits terpandang di Madinah. Maka semenjak
kecil, Imam Malik tidak meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah
adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah dengan kehadiran ulama-ulama
besar.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Disamping itu beliau pernah juga berguru kepada para ulama terkenal lainnya
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Disamping itu beliau pernah juga berguru kepada para ulama terkenal lainnya
Dalam usia yang terbilang muda, Imam Malik telah
menguasai banyak disiplin ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir
seluruh hidupnya di salurkan untuk memperoleh ilmu.
D.Rihlah Beliau
Meskipun Imam Malik memiliki kelebihan dalam hafalan dan kekuatan
pengetahuannya, akan tetapi beliau tidak mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka
mencari hadits, karena beliau beranggapan cukup dengan ilmu yang ada di sekitar
Hijaz. Meski beliau tidak pernah mengadakan perjalanan ilmiyyah, tetapi beliau
telah menyangdang gelar seorang ulama, yang dapat memberikan fatwa dalam
permasalahan ummat, dan beliau pun membentuk satu majlis di masjid Nabawi pada
saat beliau menginjak dua puluh satu tahun, dan pada saat itu guru beliau Nafi’
hiudp. Semua itu agar dapat mentransfer pengetahuannya kepada kaum muslimin
serta kaum muslimin dapat mengambil manfaat dari pelajaran yang di sampaikan
sang imam
D.
Guru-Guru
Beliau
Imam Malik berjumpa dengan sekelompok kalangan tabi’in yang telah menimba
ilmu dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan yang paling
menonjol dari mereka adalah Nafi’ mantan budak Abdullah bin ‘Umar. Malik
berkata; ‘Nafi’ telah menyebarkan ilmu yang banyak dari Ibnu ‘Umar, lebih
banyak dari apa yang telah disebarkan oleh anak-anak Ibnu Umar,’
Guru-guru imam
Malik, selain Nafi’, yang telah beliau riwayatkan haditsnya adalah;
- Abu Az Zanad Abdullah bin Zakwan
- Hisyam bin ‘Urwah bin Az Zubair
- Yahya bin Sa’id Al Anshari
- Abdullah bin Dinar
- Zaid bin Aslam, mantan budak Umar
- Muhammad bin Muslim bin Syihab AzZuhri
- Abdullah bin Abi Bakr bin Hazm
- Sa’id bin Abi Sa’id Al Maqburi
- Sami mantan budak Abu Bakar
E.
Hasil Karya dan Dasar-dasar Mazhab Beliau
Muwaththa` yang memiliki arti “yang disepakati” atau panduan, yang
didalamnya membahas tentang beberapa hukum-hukum agama islam.Kitap muwaththa’ merupakan
hasil karya imam Malik yang paling spektakuler, dimana kitap tersebut merupakan hasil kompilasi dari Nas Alqur’an
Al-hadits,ucapan para sahabat dan tabi’in Tradisi
masyarakat Madinah, Qiyas dan Al Maslaha Al Mursal ( kemaslahatan yang tidak
didukung atau dilarang oleh dalil tertentu selain itu masih ada beberapa karya beliau
yang tersebar sampai saat ini, diantaranya:
- Risalah fi al qadar
- Risalah fi an nujum wa manazili al qamar
- Risalah fi al aqdliyyah
- Risalah ila abi Ghassan Muhammad bin Mutharrif
- Risalah ila al Laits bin Sa’d fi ijma’i ahli al madinah
- Juz`un fi at tafsir
- Kitabu as sirr
- Risalatu ila Ar Rasyid.
F.
Wafatnya Beliau
Menurut sejarah yang saya dapat dari buku, Imam Malik atau yang lebih dikenal dengan Sang Imam Darul Hijroh menderita
sakit pada hari ahad dan beliau
menderita penyakitnya selama 22 hari dimana kemudian ,beliau meninggal dunia
pada malam hari tanggal 14 safar 179 H. Akan tetapi Sahnun meriwayatkan dari
Abdullah Bin Nafi' menafsirkan beliau
meninggal pada Tanggal 14 Rabiul Awwal 179 H yaitu pada usia yang ke 87 tahun
dan dimakamkan di Baqî` Madinah munawwarah.
G.
Murid-Murid
Beliau
Banyak sekali para penuntut ilmu meriwayatkan hadits dari imam Malik ketika
beliau masih muda belia. Disini kita kategorikan beberapa kelompok yang
meriwayatkan hadits dari beliau, diantaranya;
Guru-guru beliau yang meriwayatkan dari imam Malik, diantaranya;
- Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zahrani
- Yahya bin SA’id Al Anshari
- Paman beliau, Abu Sahl Nafi’ bin Malik
Dari kalangan teman sejawat beliau adalah;
- Ma’mar bin Rasyid
- Abdul Malik bin Juraij
- Imam Abu Hanifah, An Nu’man bin Tsabit
- Syu’bah bin al Hajaj
- Sufyan bin Sa’id Ats Tsauri
- Al Laits bin Sa’d
Orang-orang yang meriwayatkan dari imam Malik setelah mereka adalah;
- Yahya Bin Sa’id Al Qaththan
- Abdullah bin Al Mubarak
- Abdurrahman bin Mahdi
- Waki’ bin al Jarrah
- Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i.
Sedangkan yang meriwayatkan Al Muwaththa` banyak sekali, diantaranya;
- Abdullah bin Yusuf At Tunisi
- Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi
- Abdullah bin Wahb al Mishri
- Yahya bin Yahya Al Laitsi
- Abu Mush’ab Az Zuhri
H.
Persaksian Para
Ulama Terhadap Beliau
- Imam malik menerangkan tentang dirinya; ‘aku tidak berfatwa sehingga tujuh puluh orang bersaksi bahwa diriku ahli dalam masalah tersebut.
- Sufyan bin ‘Uyainah menuturkan; “Malik merupakan orang alim penduduk Hijaz, dan dia merupakan hujjah pada masanya.”
- Muhammad bin idris asy syafi`i menuturkan: “Malik adalah pengajarku, dan darinya aku menimba ilmu.” Dan dia juga menuturkan; ” apabila ulama di sebutkan, maka Malik adalah bintang.”
- Muhammad bin idris asy syafi`i menuturkan: “saya tidak mengetahui kitab ilmu yang lebih banyak benarnya dibanding kitab Imam Malik” dan imam Syafi’I berkata: “tidak ada diatas bumi ini kitab setelah kitabullah yang lebih sahih dari kitab Imam Malik”.
Sumber : 1. KH. Moenawar Chalil Biografi Empat Mazhab
(Hanafi,Maliki, Syafi;i, Hambali,) Penerbit : Bulan Bintang Thn 1994. Jkt. 2.
Diskusi Sama Teman-teman,dan Bertanya pada Ustadz.
0 Response to "Biografi Imam Malik"
Post a Comment