Bulan Puasa Bulan Kebebasan, Penuh Berkah

Oleh : Hariyono Nur Kholis*
Tidak terasa kita telah memasuki pada bulan ramadhan tahun ini 1434 H, bulan yang dalam al-qur’an dikatakan sebagai bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan. Bulan ramadhan merupakan satu dari bulan-bulan yang paling dirindui oleh kaum muslim beriman yang benar-benar  dalam garis keimanannya. Allah ta’alah jauh-jauh hari menetapkan bahwa pada bulan puasa (Ramadhan), bagi orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa, dengan cara menahan diri dari segala aktifitas makan dan minum, tidak hanya itu melainkan semua hal-hal yang sekiranya bisa membatalkannya.
Bulan puasa adalah momentum untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT. karena dibulan ramadhan dalam salah satu hadits rasulullah menjelaskan tidur pun akan menjadi ibadah. Ironinya fenomena yang kita saksikan jauh dari apa yang kita perkirakan, dimana sebagian besar bulan ramadhan justru dimanfaatkan oleh kalangan pemuda dan remaja  saat ini yang dikenal sebagai generasi penerus bangsa. Justru dijadikan sebagai moment untuk hura-hura, PDKT dan pacaran, yang semestinya menjadi moment tepat bagi kita semua khususnya kita yang berpuasa untuk senantiasa mendekatkan diri kita pada sang pencipta, bukan dijadikan ajang bercinta.
Kita hanya bisa berpangku tangan, mengelus dada dan bertanya dalam lubuk hati, lantaran sebegitu banyak dan luasnya suatu pahala yang Allah janjikan dibulan puasa ini terbuang sia-sia, lantaran hanya mengutamakan keinginan nafsunya subhanallah.
Baik hal itu ia dengan sengaja atau tidak disengaja, di kalangan rameja kita saat ini, begitu banyak kegiatan yang dilakukakan dalam mengisi semarak bulan suci ramadhan. Tentu patut kiranya kita sebagai manusia yang berfikir berusaha untuk mencermati,menganalisi fenemena social tersebut dan menilai apakah hal itu semua sesuai dengan syariat-syariat islam atau tidak.
Lihat saja beberapa femomena disekeliling kita yang sering kita temui misal dari gaya fishion. Banyak remaja khusunya kaum hawa dengan pedenya dan seolah tanpa merasa dosa masih banyak memakai pakaian yang menurut subjectifitas saya belum ikutan puasa,bayangkan lekuk indah tubuhnya,double mauntain dan bahkan terang-terangan memamerkan auratnya.
Seakan mereka tidak sadar, atau mungkin takut dibilang ketinggalan jaman sehingga pura-pura tidak sadar. padahal fishion seperti itu bikin pahala puasa seseorang berkurang.
Sekiranya akan lebih selamat dan lebih bermakna, kalau mereka yang seperti itu menghargai dan menghormati orang disekelilingnya yang lagi berpuasa dengan cara memakai pakaian yang sopan. Yang mampu memberi pencerahan bagi mata, juga sehat bagi harga dirinya sebagai insan yang sholeha.
Tidaknya hanya itu fenomena ngabuburit yang kebanyakan orang mengartikan sebagai aktifitas menunggu senja atau besantai-santai sambil menunggu sore. Namun kini ngabuburit mempunyai pengertian komprehenshif dan menjadi jargon khas ketika bulan ramadhan seperti hal pada saat ini, dimana sebagian banyak orang mengartikan ngabuburit adalah menunggu tibahnya buka puasa, biasanya didalamnya diisi dengan berbagai aktivitas yang sifatnya positif. Namun realitas yang terjadi dilapangan jauh dengan apa yang kita harapkan.
Masalahnya adalah kebanyakan aktifitas yang dipilih itu, sering kali menyimpang dari ajaran syariat islam, yang sifatnya lebih pada hal-hal mengurangi pada keberkahan puasanya misalnya berdua dengan pasangan yang bukan muhrim, main kebut-kebutan, pergi ke mall membelanjakan matanya,seharian facebookan didepan leptop dan ke alun-alun kota melihat pemandangan indah atau biasa disebut cuci mata dll. Padahal alangka indahnya jika waktu itu dimanfaatkan dengan membaca al-qura’an dimana kita ketahui bersama membaca satu huruf dalam al-qura’an dibulan Ramadhan Allah akan memberi sepuluh kebaikan, puasnya pun tidak akan batal.
fenomena apa ini? Bukankah mereka seharusnya puasa, tidak hanya menahan lapar dan dahaga tapi juga menahan hasrat di dalam dada? Lalu buat apa mereka puasa kalau aktivitas kesehariannya hanya dihabiskan buat maksiat. Sungguh sangat disayangkan.
Namun hal itu semua kini seakan sudah menjadi tren dan budaya. Masyarakat juga sudah terlanjur menerimanya dan menganggapnya sebagai kewajaran saja.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bulan Puasa Bulan Kebebasan, Penuh Berkah"