Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis*

Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis

Belenggu

Hilang ruang, waktu
Dipenuhi ketidak pastian
Teriakan ditutupi dalam lubang
Gerak dibatasi jaring-jaring kehidupan.

Yogykarta, 2014

Seberkas Awan

Melepasmu belum tentu
Lantaran tubuhmu adalah sepucuk kemarau
Putih matamu adalah kedamaian
Penampung surat hujan yang di lukiskan awan

Kebisuan sungai
Detak batu-batu yang sejuk
Dzikir dan doa air mata

Kebisuan sungai
Raut penyampai penjanjian yang terabaikan.

Mengaca diri pada batin yang bersih.

Yogyakarta, 2014

Hanya Bayangmu

Sudah menjadi keganasan asmara yang mengila
memaksa jiwa dan hati mengembara pada kedalam dzikirku
rentetan asmaul husna tak sanggup menuai rindu

Memberontak pada kelembutan selimut  yang sanggup nyenyakankan tidurmu
adalah kecemburuanku yang tak tentu.
Pada bumi tempat engkau menetap dan melewati hari-hari
tak lain hanya sebatas rasa iri

Engkau tau? Pada saat tubuh dan waktu memisah pada saat itu juga aku menghapus segala bekasmu.
Bahkan kertas-kertas yang mengisahkanmu sudah jauh hari aku bakar, sawah-sawah tempat kita bercocok tanam juga aku rubah tempat restoran dan perkantoran

Yogyakarta, 2014

Petapa Purnama

Masih saja aku ingat dalam pikiran
melaju bersama seiris pedang
diiringi sejuta ranting tajam
yang ingin menebus jantungku yang beku
sesekali menyibak tarian ilalang yang tumbuh
dalam ladang gersang

Matahari yang enggan menampahkan cahaya
di wajah gunung semakin menepikan layar
diantara riak sungai dzikirku

Yogyakarta, 2014

Jejak

Bekas yang  menyimpan ketajaman mata
yang ditinggalkan jauh pergi tanpa peduli
dan hanya menanamka biji-biji riwayat yang akan bermekaran
satu demi satu meneriakkan luka dan kenangan

Pada siang dan malam berharap memberi jawaban
dan pada angin berharap menutup menerbangkan jauh ke angkasa

Yogyakarta,2014

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Puisi-Puisi : Hariyono Nur Kholis* "