Proposal Ekonomi dan Keuangan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menghadapi tuntutan yang semakin tinggi, perusahaan harus memahami dan mempertahankan konsumen yang ada. Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan sebuah proses belajar, proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan atau sebaliknya. Tanggapan konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor (atribut yang melekat pada produk tersebut), baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan sebuah tanggapan konsumen yang timbul terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan setelah mengkonsumsi produk. Dengan demikian perusahaan harus benar-benar mampu memuaskan konsumen, sebab pengetahuan akan kepuasan konsumen merupakan suatu hal penting karena kepuasan akan menempatkan konsumen dalam kerangka berfikir menyukai atau tidak menyukai terhadap suatu obyek, mendekat atau menjauh terhadap obyek. Kepuasan juga akan menyebabkan konsumen berperilaku secara tetap terhadap obyek yang sama, karena jika konsumen merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan yang setia dalam jangka waktu yang lama.
Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha, utamanya antara bisnis yang bergerak dalam bidang yang sama. Untuk itu perusahaan memerlukan sebuah strategi pemasaran yang handal, pengetahuan tentang perilaku konsumen dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Melalui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen tersebut baik dari segi harga (price), tempat (kenyamanan), kualitas Produk (rasa), pelayanan (service) dan sebagainya hingga membuat sebuah perusahaan mampu mendapatkan pembeli potensial yang kemudian akan menjadi pelanggan tetap. Sebagai contoh; warung kopi Blandongan yang berada dijalan sorowajan baru no.11 Banguntapan, Bantul. Meskipun hanya sebuah warung kopi biasa tapi pembelinya luar biasa ramai sampai-sampai tempat untuk parkir dan duduk (menikmati produk) penuh. Faktor apa yang membuat warung kopi ini menjadi pilihan konsumen khususnya penggemar kopi, padahal jika dilihat sekilas warung ini kelihatan biasa-biasa saja.
Usaha warung kopi dalam dunia bisnis di Indonesia masih kurang mendapat perhatian para pebisnis, khususnya di Yogyakarta. Tetapi jika kita lihat di Jawa Timur, jumlah warung kopi yang ada hampir tidak dapat dihitung. Faktor yang menjadi penyebabnya mungkin adalah faktor kebudayaan, umumnya di Jawa Timur warung kopi adalah tempat yang cocok untuk berinteraksi, bersantai bahkan juga belajar. Kebiasaan nongkrong di warung kopi adalah kebiasaan turun-temurun dari generasi ke generasi, ada guyonan dari Jawa Timur yang menyebutkan bahwa “kopi adalah minuman yang dapat membangkitkan jiwa dan raga, maka selamatkan anak bangsa dari kekurangan kopi dan jika sehari saja tidak ada kopi maka kita bisa mati”.
Melihat peluang yang ada pemilik warung kopi Blandongan yang berasal dari Jawa Timur (Gresik) mencoba menghidupkan bisnis warung kopi di kota Yogyakarta, bermula dari warung kopi kecil yang sempat jatuh bangun sampai-sampai mau tutup. Didukung dengan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang pemasaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian terhadap suatu produk, sehingga mampu mendongkrak konsumen untuk melakukan pembelian. Selain itu bermodal keuletan, kerja keras dan keyakinan yang dimiliki akhirnya warung kopi yang asalnya kecil menjadi warung kopi besar seperti sekarang.
Berdasarkan perihal tersebut diatas, dengan melihat arti penting pelanggan dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Pada Warung Kopi Blandongan “.

B.     Rumusan Masalah
Dari sedikit uraian tersebut diatas, dapat dipertegas bahwa produk yang ditawarkan atau dijual oleh warung kopi Blandongan mempunyai faktor-faktor yang mampu mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Dengan demikian dalam penulisan skripsi ini, permasalahan dirumuskan menjadi berikut :
1.      Apakah faktor harga (price), tempat (kenyamanan), kualitas produk (rasa), dan pelayanan (service) berpengaruh secara signifikan terhadap konsumen dalam keputusan pembelian produk yang ditawarkan atau dijual oleh warung kopi Blandongan
2.      Faktor apakah yang mempunyai pengaruh paling dominan diantara harga, tempat, rasa dan pelayanan dalam mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk yang ditawarkan oleh warung kopi Blandongan.


      BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behaviour) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 1987: 9).
Terdapat dua elemen penting dari pengertian perilaku konsumen tersebut, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semua itu melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. Pengetahuan tentang perilaku konsumen secara tepat akan membantu perusahaan dalam mendapatkan kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan keinginan sebagaimana disebabkan karena ketidaktahuan perusahaan lain.
Sedangkan American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behaviour) sebagai “Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka” (Peter dan Olson, 1999: 6).
   B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Dharmmesta dan Handoko, 1987: 56-95).
1.      Faktor Eksternal
Faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
a.       Kebudayaan
Dikemukakan oleh William J. Stanton, kebudayaan adalah simbul dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan perkembangan jaman dari masyarakat tersebut, perilaku manusia itu sendiri cenderung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaannya.
b.     Kelas Sosial
Dalam hal ini pengertian kelas sosial adalah sama dengan istilah lapisan sosial, tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasaan atau atas dasar lainnya. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota mesyarakat kedalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan. Ukuran-ukuran tersebut tidak bersifat terbatas, karena masih ada ukuran-ukuran lain uang dapat digunakan.
c.      Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka.
Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Dengan kata lain, merupakan kelompok dimana orang ingin menjadi anggota atau dengan mana orang mengidentifikasikan dirinya.
d.     Keluarga
Istilah keluarga dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam bentuk rumah tangga. Macam-macam bentuk rumah tangga tersebut adalah:
1). Keluarga inti (nuclear family), menunjukkan lingkup keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang hidup bersama.
2). Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti; kakek, nenek, paman, bibi dan menantu.
2.      Faktor Internal
Selain faktor-faktor lingkungan eksternal, faktor-faktor psikologis yang berasal dari proses internal individu sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor psikologis yang menjadi faktor dasar dalam perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
a.      Motivasi
Secara definitif dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Oleh karena itu kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya perilaku konsumen itu dimulai dengan adanya suatu motivasi.
b.      Persepsi
Persepsi adalah reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun rangsangan tersebut berupa benda asing, asing karena belum pernah dialami. Atau dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan di dalam lingkungan intern dan ekstern sehingga pengamatan bersifat aktif.
c.      Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Perubahan-perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanen dan bersifat lebih fleksibel.
d.      Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Tiga unsur pokok dalam kepribadian individu, yaitu: pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri.
Konsep diri didefinisikan oleh Theodore M. New Combe sebagai individu yang diterima oleh individu itu sendiri dalam kerangka kehidupannya dalam suatu masyarakat yang menentukan (Dharmmesta dan Handoko, 1987: 89). Konsep diri ini tidak dibatasi oleh keinginan fisik tetapi termasuk juga hal-hal lain seperti kekuatan kejujuran, rasa humor, keadilan, kejahatan dan sebagainya.
e.      Sikap
Menurut William G. Nickels dikutip oleh Dharmmesta dan Handoko (1987: 92) yang dimaksud dengan sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk berreaksi terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsekuen.

C.    Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan variabel-variabel pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) yang masih dapat dikontrol (controlable) oleh perusahaan dan dikombinasikan dalam rangka meningkatkan omzet penjualan. Berikut ini adalah variabel-variabel bauran pemasaran (Amirullah dan Hardjanto, 2005: 135-154).
1.      Variabel Produk (Product)
Produk dalam perspektif pemasaran adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan (attention), dimiliki (acquisition), digunakan (use), atau dikonsumsi (consumtion), dan dapat memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pasar.
2.      Variabel Harga (Price)
Harga merupakan penentuan dari suatu produk yang merupakan titik pertemuan dari produk yang ditawarkan dengan permintaan akan produk yang dimaksud.
3.      Variabel Distribusi (Distribution)
Dalam hal mendistribusikan atau memasarkan produk-produk dari produsen sampai ke tangan konsumen, perusahaan dapat memilih salah satu dari dua cara yang ada, yaitu memasarkan produknya langsung ke konsumen, atau menggunakan perantara pemasaran. Proses bergeraknya produk dari produsen ke konsumen bisa disebut sebagai saluran distribusi, yaitu seperangkat unit organisasi (seperti produsen, pedagang besar, dan pengecer) yang melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu produk dari penjual kepada pembeli akhir.
4.      Variabel Promosi (Promotion)
Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan setiap konsumen. Komponen bauran promosi (promotion mix) mencakup periklanan (advertising), penjualan perorangan (personnal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan hubungan masyarakat (publicity).
  D.    Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis sebagai berikut :
1.      Faktor harga, tempat, rasa dan layanan berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian produk yang ditawarkan atau dijual oleh warung kopi Blandongan.
2.      Faktor kenyamanan (tempat) merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap konsumen dalam melakukan pembelian produk.
 BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian diukur dari berbagai variabel yang lebih kecil sebagai berikut:
1.      Harga (price)
Dalam arti sempit harga didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Tim Mitra Bestari, 2003: 107).
2.      Tempat (kenyamanan)
Merupakan pemilihan letak atau lokasi yang tepat untuk suatu usaha bisnis. Tempat disini juga bisa diartikan sebagai suasana atau suatu kondisi perusahaan yang diukur dari tingkat kenyamanan dan keamanan serta tata letak yang akan memberikan kepuasan kepada konsumen dalam menggunakan atau membeli produk perusahaan.
3.      Kualitas Produk (Rasa)
Adalah persepsi yang diberikan oleh konsumen mengenai kegunaan dan manfaat yang dirasakan setelah mengkonsumsi produk atau jasa.
4.      Pelayanan (service)
Merupakan persepsi konsumen tentang kualitas pelayanan yang diberikan sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan dalam pembelian atau mengkonsumsi produk.

B.     Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1.      Uji Validitas
Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur atau instrumen. Tinggi rendahnya suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu skala pengukuran dikatakan valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur, bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2003: 151).
Berdasarkan uraian diatas, pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Analisis korelasi product moment berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain (Umar, 2004: 132). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS release 11.5 for Windows. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:
                       
Dimana :               = Koefisien korelasi
                        N         = Jumlah responden
                        X          = Skor tiap item
                        Y          = Skor total
Jika  positif dan  > , maka variabel tersebut valid. Sedangkan Jika  tidak positif dan  < , maka variabel tersebut tidak valid.
2.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan ketepatan prosedur pengukuran dan konsistensi, data yang tidak handal tidak dapat diolah lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran), reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003: 154).
Suatu alat ukur dinilai handal jika pengukur tersebut menghasilkan hasil-hasil yang konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Hasil pengukuran tersebut diterjemahkan dalam koefisien kehandalan, yaitu derajat kemampuan alat ukur untuk mengukur perbedaan-perbedaan individu yang ada. Alat statistik yang dipergunakan secara luas untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach Coeffisient Alpha, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2006: 282):
                       
Dimana:                   = Koefisien reliabilitas angket
                        k          = Jumlah item
                          = Jumlah varians dari item
                             = Varians total skor

C.    Teknik Analisis dan Alat Analisis
1.      Analisis Kuantitatif
Analisis yang bersifat hitungan atau data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) dengan menggunakan rumus statistik, dimana pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penganalisaan data berupa angka-angka (Kuncoro, 2003: 124). Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
a.       Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah harga, tempat , kualitas produk dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Persamaan regresi untuk empat prediktor adalah (Sugiyono, 2006: 261):
     
Keterangan :
Y               = Keputusan Pembelian
a                = Konstanta
        = Koefisien Regrasi Parsial
            = Harga (Price)
            = Tempat (kenyamanan)
            = Kualitas Produk (rasa)
            = Pelayanan (service)
b.      Pengujian Hipotesis
1)      Uji-F
Pengujian homogenitas varians digunakan uji-F (Sugiyono, 2006: 139). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah keempat variabel independen (harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan) tersebut secara bersama-sama (simultan) mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen (keputusan pembelian).
Jika F-hitung > F-tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya variabel independen berhubungan secara signifikan terhadap variabel dependen.
Jika F-hitung < F-tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif  (Ha) ditolak, artinya variabel independen tidak berhubungan secara signifikan terhadap variabel dependen.
2)      Uji-t
Untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan uji-t (Sugiyono, 2006: 119). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara individual (parsial).
Jika t-hitung > t-tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jika t-hitung < t-tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
BAB V
ANALISIS DATA
A.    Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1.      Uji Validitas
Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur atau instrumen. Suatu skala pengukuran dikatakan valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur, bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2003: 151).
a.       Validitas variabel keputusan pembelian (Y).
Tabel 5.1
Item-Total Statistics


Scale mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
13.3700
13.4800
13.4500
13.3700
3.751
3.484
3.381
3.407
.703
.747
.671
.800
.846
.828
.863
.807
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-tabel untuk df = n–2 = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195 sedangkan r-hitung berdasarkan output SPSS adalah 0,703; 0,747; 0,671; 0,800. Dengan demikian untuk semua butir variabel keputusan pembelian r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, maka semua butir variabel tersebut valid dan dapat diolah selanjutnya.
b.      Validitas variabel harga (X1)
Tabel 5.2
Item-Total Statistics


Scale mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
10.6600
11.3100
11.1000
11.2700
4.206
3.206
3.949
3.593
.424
.486
.322
.337
.521
.445
.578
.576
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-tabel untuk df = n–2 = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195 sedangkan r-hitung berdasarkan output SPSS adalah 0,424; 0,486; 0,322; 0,337. Dengan demikian untuk semua butir variabel harga r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, maka semua butir variabel tersebut valid dan dapat diolah selanjutnya
c.       Validitas variabel tempat (X2)
Tabel 5.3
Item-Total Statistics


Scale mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
11.5800
11.6800
11.7500
11.5200
3.539
3.836
2.937
3.929
.459
.267
.474
.347
.475
.616
.450
.556
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-tabel untuk df = n–2 = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195 sedangkan r-hitung berdasarkan output SPSS adalah 0,459; 0,267; 0,474; 0,347. Dengan demikian untuk semua butir variabel tempat r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, maka semua variabel butir tersebut valid dan dapat diolah selanjutnya
d.      Validitas variabel kualitas produk (X3)
Tabel 5.4
Item-Total Statistics


Scale mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
12.0100
12.0200
12.1400
12.6700
2.273
2.101
1.980
2.506
.364
.490
.536
.303
.613
.522
.484
.648
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-tabel untuk df = n–2 = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195 sedangkan r-hitung berdasarkan output SPSS adalah 0,364; 0,490; 0,536; 0,303. Dengan demikian untuk semua butir variabel kualitas produk r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, maka semua butir variabel tersebut valid dan dapat diolah selanjutnya
e.       Validitas variabel pelayanan (X4)
Tabel 5.5
Item-Total Statistics


Scale mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
12.7800
12.8400
12.5700
13.0800
3.587
2.924
3.419
3.448
.426
.622
.585
.417
.703
.581
.618
.713
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-tabel untuk df = n–2 = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195 sedangkan r-hitung berdasarkan output SPSS adalah 0,426; 0,622; 0,585; 0,417. Dengan demikian untuk semua butir variabel pelayanan r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, maka semua butir variabel tersebut valid dan dapat diolah selanjutnya.
2.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan ketepatan prosedur pengukuran dan konsistensi, data yang tidak handal tidak dapat diolah lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran), reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003: 154).
a.       Reliabilitas variabel keputusan pembelian (Y)
Tabel 5.6
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha

N of Item
.872
4




Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-konstan adalah sebesar 0,60 (konstanta reliabilitas) sedangkan nilai r-alpha berdasarkan output SPSS adalah 0,872. Dengan demikian untuk r-alpha > r-konstan dan skor butir variabel berkolerasi positif dengan komposit faktornya, maka butir-butir tersebut reliabel.
b.      Reliabilitas variabel harga (X1)
Tabel 5.7
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha

N of Item
.603
4




Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-konstan adalah sebesar 0,60 (konstanta reliabilitas) sedangkan r-alpha berdasarkan output SPSS adalah 0,603. Dengan demikian untuk r-alpha > r-konstan dan skor butir variabel berkolerasi positif dengan komposit faktornya, maka butir-butir tersebut reliabel.
c.       Reliabilitas variabel tempat (X2)
Tabel 5.8
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha

N of Item
.601
4




Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-konstan adalah sebesar 0,60 (konstanta reliabilitas) sedangkan r-alpha berdasarkan output SPSS adalah 0,601. Dengan demikian untuk r-alpha > r-konstan dan skor butir variabel berkolerasi positif dengan komposit faktornya, maka butir-butir tersebut reliabel.
d.      Reliabilitas variabel kualitas produk (X3)
Tabel 5.9
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha

N of Item
.641
4




Sumber: Output SPSS data primer (2006)
Nilai r-konstan adalah sebesar 0,60 (konstanta reliabilitas) sedangkan r-alpha berdasarkan output SPSS adalah 0,641. Dengan demikian untuk r-alpha > r-konstan dan skor butir variabel berkolerasi positif dengan komposit faktornya, maka butir-butir tersebut reliabel.
e.       Reliabilitas variabel pelayanan (X4)
Tabel 5.10
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha

N of Item
.719
4




Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Nilai r-konstan adalah sebesar 0,60 (konstanta reliabilitas) sedangkan r-alpha berdasarkan output SPSS adalah 0,719. Dengan demikian untuk r-alpha > r-konstan dan skor butir variabel berkolerasi positif dengan komposit faktornya, maka butir-butir tersebut reliabel.

B.     Alat Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah pendapatan (per bulan). Sedangkan analisis kuantitatif meliputi: analisis regresi linier berganda dengan obyek penelitian adalah produk yang ditawarkan atau dijual pada warung kopi Blandongan dilihat dari faktor harga, tempat, rasa dan pelayanan.
1.      Analisis Kualitatif
Merupakan analisis yang bersifat keterangan berdasarkan pada jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu berupa uraian dari tabel dan prosentase karakteristik responden. Adapun analisis kualitatif meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan (per bulan) dengan hasil sebagai berikut:
a.       Usia Responden
Tabel 5.11
Data responden berdasarkan usia
Usia

Jumlah Responden
N
Prosentase
15-20 tahun
19
19%
21-25 tahun
70
70%
26-30 tahun
10
10%
31-35 tahun
1
1%
Jumlah
100
100%
                            Sumber: Data primer, diolah (2006)

Ditinjau dari kelompok usia 21-25 tahun mempunyai proporsi yang paling tinggi yaitu sebanyak 70% dan yang terkecil adalah usia 31-35 tahun yaitu sebanyak 1%, sedangkan usia 15-20 tahun sebanyak 19% dan usia 26-30 tahun sebanyak 10%.
b.      Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 5.12
Data responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Terakhir
Jumlah Responden
N
Prosentase
SD
0
0%
SLTP
1
1%
SLTA
49
49%
PT
50
50%
Jumlah
100
100%
                           Sumber: Data primer, diolah (2006)

Dilihat dari latar belakang pendidikan terakhir, responden sebagian besar kelompok pendidikan terakhir Perguruan Tinggi (PT) yaitu sebanyak 50% dan yang terkecil adalah kelompok pendidikan SLTP yaitu sebanyak 1%. Sedangkan kelompok pendidikan terakhir SLTA sebanyak 49% dan SD 0% atau tidak ada.
c.       Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.13
Data responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
N
Prosentase
Laki-laki
92
92%
Perempuan
8
8%
Jumlah
100
100%
                             Sumber: Data primer, diolah (2006)

Hasil identitas responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 100 responden, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 92% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 8%. Ini berarti responden laki-laki mendominasi jumlah konsumen warung kopi Blandongan.
d.      Pekerjaan Responden
Tabel 5.14
Data responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
Jumlah Responden
N
Prosentase
Wiraswasta
10
10%
Pelajar/ Mahasiswa
84
84%
PNS
0
0%
Lain-lain
6
6%
Jumlah
100
100%
                        Sumber: Data primer, diolah (2006)

Berdasarkan jenis pekerjaan, sebagian besar responden berstatus pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 84% dan yang terkecil berstatus lain-lain yaitu sebanyak 6%. Sedangkan yang berstatus wiraswasta sebanyak 10% dan PNS sebanyak 0%, dapat diartikan bahwa konsumen warung kopi Blandongan sebagian besar pelajar dan mahasiswa.
e.       Pendapatan Responden
Tabel 5.15
Data responden berdasarkan pendapatan
Pendapatan
(Per bulan)
Jumlah Responden
N
Prosentase
< Rp.500.000
46
46%
Rp.500.000-Rp.1.000.000
46
46%
Rp.1.000.000-Rp.2.000.000
2
2%
> Rp.2.000.000
6
6%
Jumlah
100
100%
      Sumber: Data primer, diolah (2006)

Dilihat dari segi pendapatan (per bulan), kelompok pendapatan < Rp.500.000 dan antara Rp.500.000-Rp.1.000.000 mempunyai prosentase yang sama yaitu 46%. Sedangkan kelompok pendapatan >Rp.2.000.000 sebanyak 6% dan kelompok pendapatan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 sebesar 2%.
2.      Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan obyek penelitian adalah produk yang ditawarkan atau dijual pada warung kopi Blandongan dilihat dari faktor harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan.
a.       Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (keputusan pembelian) bila variabel independen (harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan) sebagai faktor prediktor dimanipulasi atau dinaik turunkan nilainya.
Tabel 5.16
Model Summary


Model


R


R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate
1
.671
.657
.29187
b.      Predictors: (constant), Pelayanan, tempat, Harga, Kualitas
c.       Dependent variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Angka R sebesar 0,819 mengidentifikasikan bahwa jika memakai batasan 0,05 maka korelasi antara variabel dependen (keputusan pembelian) dengan variabel independen (harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan) adalah kuat karena 0,819 > 0,05.
Angka R square adalah 0,671 atau R square yang telah disesuaikan sebesar 0,657 (maksud disesuaikan adalah untuk derajat kebebasan (df) yang berkaitan dengan jumlah kuadrat yang ada). Hal ini berarti bahwa 65,7% dari variabel dependen (keputusan pembelian) pada warung kopi Blandongan dapat dijelaskan oleh variabel independen (harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan). Sedangkan 34,3% dari kondisi variabel dependen diterangkan oleh variabel independen lainnya yang tidak diamati atau dianggap tetap.



Tabel 5.17
Coefficients


Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients


t


Sig.
B
Std. Error
Beta
1                (Constant)
            Harga
            Tempat
            Kualitas
            Pelayanan
.391
.253
.371
.151
.321
.197
.045
.044
.046
.048

.340
.506
.201
.402
6.305
5.639
8.474
3.264
6.755
.000
.000
.000
.002
.000
a.       Dependent Variabel: Keputusan Pembelian
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Hasil analisis regresi berganda secara matematis dapat ditulis dalam bentuk:
     
Dimana:
Y   = Keputusan Pembelian
X1 = Harga (price)
X2 = Tempat (kenyamanan)
X3 = Kualitas Produk (rasa)
X4 = Pelayanan (service)
Interpretasi dari perhitungan diatas adalah sebagai berikut:
B0  besarnya konstanta sebesar 0,391 menunjukkan bahwa keputusan pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,391 dengan asumsi harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan sama dengan nol.
B1  nilai koefisien variabel harga sebesar 0,253 mengidentifikasikan bahwa terdapat pengaruh antara keputusan pembelian dengan variabel harga, artinya apabila harga mengalami kenaikan sebesar 1% maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,253 dengan menganggap variabel lainnya konstan.
B2  besarnya koefisien variabel tempat sebesar 0,371 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara keputusan pembelian dengan variabel tempat, artinya apabila tempat mengalami kenaikan sebesar 1% maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0, 371 dengan menganggap variabel lainnya konstan.
B3  nilai koefisien variabel kualitas produk sebesar 0,151 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara keputusan pembelian dengan variabel kualitas produk, artinya apabila kualitas produk mengalami kenaikan sebesar 1% maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,151 dengan menganggap variabel lainnya konstan.
B4  besarnya nilai koefisien variabel pelayanan sebesar 0,321 mengidentifikasikan bahwa terdapat pengaruh antara keputusan pembelian dengan variabel pelayanan, artinya apabila pelayanan mengalami kenaikan sebesar 1% maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,253 dengan menganggap variabel lainnya konstan.
b.      Pengujian Hipotesis
1)      Pengujian signifikan koefisien regresi dengan uji-F
Tabel 5.18
Anova

Model
Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.
1         Regression
           Residual
           Total
16.497
8.093
24.590
4
95
99
4.124
.085
48.416
b.      Predictors: (Constant), Pelayanan, Tempat, Harga, Kualitas
c.       Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Output SPSS data primer (2006)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui keempat variabel independen (harga, kualitas produk, tempat dan pelayanan) tersebut secara bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen (keputusan pembelian). Pengujian ini akan dilakukan dengan menggunakan uji-F pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (k-1, n-k)→(4,95). Dari perhitungan tersebut diperoleh F-hitung 48,416 dan F -tabel 2,46 maka F-hitung > F-tabel jadi hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga, kualitas produk, tempat dan pelayanan secara bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
2)      Pengujian signifikan koefisien regresi dengan uji-t.
Uji-t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel dependen (Y). Dari pengujian ini, apabila hasil t-hitung > t-tabel atau – t-hitung < - t-tabel pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,1 (atau uji-t dua sisi : α/2  = 0.05) dan derajat kebebasan (n-k) adalah 95, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti terdapat hubungan.
Apabila dipakai tingkat kepercayaan sebesar 95% atau alpha sebesar 5%, maka kesimpulannya adalah Ho atau tidak ada hubungan yang signifikan antara X1 dengan Y.
a)      Pengujian signifikansi antara variabel harga dengan keputusan pembelian.
Dari hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,1 (atau uji-t dua sisi : α/2  = 0.05) dan derajat kebebasan = 95 diperoleh hasil t-hitung 5,639 sedangkan t-tabel 1,658 sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel (5,639 > 1,658). Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel harga (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
b)      Pengujian signifikansi antara variabel tempat dengan keputusan pembelian.
Dari hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,1 (atau uji-t dua sisi : α/2  = 0.05) dan derajat kebebasan = 95 diperoleh hasil t-hitung 8,474 sedangkan t-tabel 1,658 sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel (8,474 > 1,658). Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel tempat (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
c)      Pengujian signifikansi antara variabel kualitas produk dengan keputusan pembelian.
Dari hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,1 (atau uji-t dua sisi : α/2  = 0.05) dan derajat kebebasan = 95 diperoleh hasil t-hitung 3,264 sedangkan t-tabel 1,658 sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel (3,264 > 1,658). Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel kualitas produk (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
d)      Pengujian signifikansi antara variabel pelayanan dengan keputusan pembelian.
Dari hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,1 (atau uji-t dua sisi : α/2  = 0.05) dan derajat kebebasan = 95 diperoleh hasil t-hitung 6,755 sedangkan t-tabel 1,658 sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel (6,755 > 1,658). Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel pelayanan (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari pengujian signifikan koefisien regresi dengan uji-t diperoleh kesimpulan bahwa; semua variabel independen (harga, tempat, kualitas produk, pelayanan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) dan variabel tempat (kenyamanan) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel keputusan pembelian karena mempunyai nilai t-hitung paling tinggi (8,474), kemudian variabel pelayanan dengan nilai t-hitung (6,755), variabel harga dengan nilai t-hitung (5,639) dan yang terakhir adalah kualitas produk dengan nilai t-hitung sebesar (3,264).
     BAB VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam uji validitas semua butir tiap variabel valid karena r-hitung > r-tabel dan semua butir positif, dengan nilai r-tabel untuk df=n–2=100-2=98 dengan tingkat signifikansi 5% didapat angka 0,195. Sedangkan dalam uji reliabilitas skor butir tiap variabel reliabel karena berkolerasi positif dengan komposit faktornya dengan nilai r-konstan yaitu 0,60 jadi r-alpha > r-konstan atau (0,872; 0,603; 0,601; 0,641; 0,719 > 0,60). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir variabel independen (harga, tempat, kualitas produk dan pelayanan) dan variabel dependen (keputusan pembelian) valid dan reliabel sehingga dapat diolah lebih lanjut.
2.      Analisis Kualitatif
Dari analisis kualitatif (karakteristik responden: usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, jenis kelamin, dan pendapatan) diperoleh kesimpulan bahwa: prosentase responden paling tinggi usia 21-25 (70%), pendidikan terakhir Perguruan Tinggi (50%), berstatus pelajar/mahasiswa (84%), jenis kelamin laki-laki (92%), kelompok pendapatan (per bulan) < Rp.500.000 dan Rp.500.000-Rp.1.000.000 mempunyai prosentase yang sama (46%).



3.      Analisis Kuantitatif
a.       Regresi Linier Berganda
Hasil analisis yang diperoleh dari uji regresi linier berganda secara matematis adalah Y=0,391+0,253X1+0,371X2+0,151X3+0,321X4. Dari koefisien tersebut dapat diketahui bahwa variabel harga, kenyamanan, kualitas produk dan pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
b.      Uji-F (uji regresi serempak) dan Uji-t (uji regresi parsial)
Hasil pengujian dari uji-F (uji regresi serempak) menunjukkan bahwa F-hitung > F-tabel (48,416 > 2,46) selanjutnya dengan uji-t (uji regresi parsial) dimana tiap-tiap variabel mempunyai nilai t-hitung > t-tabel (5,639; 8,474; 3,264; 6,755 > 1,658). Sehingga dapat dibuat beberapa kesimpulan bahwa variabel harga, kenyamanan, kualitas produk dan pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Variabel tempat (kenyamanan) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel keputusan pembelian karena mempunyai nilai t-hitung paling tinggi (8,474), kemudian variabel pelayanan dengan nilai t-hitung (6,755), variabel harga dengan nilai t-hitung (5,639) dan yang terakhir adalah kualitas produk dengan nilai t-hitung sebesar (3,264).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Proposal Ekonomi dan Keuangan"